Home Headline Pesan Jalil Sentuh Perasaan : Jangan Kucilkan Pasien Covid-19 & Keluarganya

Pesan Jalil Sentuh Perasaan : Jangan Kucilkan Pasien Covid-19 & Keluarganya

0

PONOROGO – “Jangan dikucilkan. Ketika ada teman atau tetangga kalian yang terpapar, tolong jangan dikucilkan. Covid-19 bukan penyakit aib. Cukup jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Kalau dikucilkan, penderita akan semakin berkecil hati dan justru akan merugikan orang lain. Terpenting, harus selalu mencuci tangan sehabis beraktifitas apapun, memakai masker dan menjaga jarak. Karena terbukti, ketika selalu memakai masker tidak ada teman saya yang ikut tertular,” terang Abdul Jalil kepada media ponorogo (21/01/2021).

Abdul Jalil adalah seorang yang bekerja di Madiun dan Ponorogo akhirnya bernafas lega setelah pada Sabtu (16/01/2021) bisa keluar dari ruang isolasi RSUD Dolopo setelah hasil swab terakhirnya dinyatakan negatif.

Dia sebelumnya dinyatakan reaktif berdasarkan rapid tes massal yang difasilitasi oleh Pemerintah kabupaten Madiun. Dan setelah dilanjutkan dengan tes usap dinyatakan hasilnya positif.

Sempat menjalani isolasi mandiri dalam 2 hari di rumah. Jalil akhirnya dijemput tim nakes untuk dilakukan isolasi dan perawatan di RSUD Dolopo Madiun, sejak Kamis 31 Desember 2021.

Jalil menceritakan sebelum ikut menjalani rapid tes dirinya sudah menderita flu dan badannya meriang.

Sehingga dirinya sudah merasa setengah siap untuk ikut rapit tes dan jika dinyatakan hasilnya reaktif.

Meski begitu tenyata secara psikologis sempat terguncang juga begitu mengingat dan memikirkan istrinya yang lagi hamil muda dan anak pertamanya yang masih balita.

Apalagi, jalil merupakan keluarga perantauan sehingga berkecamuk banyak kekhawatiran.

“Orang sakit itu sedang down sehingga butuh dukungan mental dan moral dari kalangan terdekatnya. Saya sangat senang karena banyak yang mendoakan dan memberi dukungan saya melawan virus ini. Setiap hari ada kawan yang menghubungi via telepon maupun video call. Bagi saya, itu penguatan imun secara sederhana yang efekti,” ungkap Jalil.

Sehingga dirinya tidak lagi berpikir sebagai orang yang terdiskrimnasi karena terjangkit Covid-19.

Begitu juga istri dan anak di rumah, mereka melakukan isolasi mandiri dengan taat. Benar-benar menutup akses dari dunia luar. Untuk kebutuhan hidup disokong oleh para tetangga dan teman.

Namun selama di RSUD Dolopo, Jalil mengaku mendengarkan banyak cerita dari para penderita Covid-19 yang nasibnya tidak sebagus dirinya.

Karena keluarganya di rumah dikuncilkan dan kurang mendapat dukungan teman, tetangga, lingkungan dan bahkan saudaranya.

Hal itu mungkin karena ketakutan berlebihan sehingga takut mendekat dan berinteraksi sama sekali. Belum lagi biasanya ada yang menyalah-nyalahkan.

“Sampai saat ini memang banyak orang terpapar yang menyembunyikan kasusnya dari publik. Entah apa alasannya, yang pasti ketidakjujuran akan menghambat proses tracing dari petugas. Saya, beruntung karena lingkungan, saya yang sudah terbiasa dengan masalah dan informasi covid maka teman teman tidak terlalu kaget lagi,”jelasnya.

Saya berharap melalui tulisan saya dan di bantu teman teman pewarta lain yang ikut menulis kisah saya ini tidak ada lagi cerita pengucilan atau diskrimansi terhadap pasien terkonfirmasi positif korona, keluarganya maupun pada penyintas.

Sesungguhnya, ketika semua mentaati protokol kesehatan kan terhindar dari penularan. (ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here