PADA bulan April ini, rayakan meriahnya lebaran bersama hangatnya kisah keluarga yang menyentuh hati, aksi yang memukau dan ketegangan dalam film horor yang mencekam hanya di Cinépolis Cinemas.
Berikut deretan film bulan April yang paling ditunggu:
1. Siksa Kubur
Setelah kedua orang tuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya agama. Sejak saat itu,
tujuan hidup Sita hanya satu: mencari orang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin
ikut masuk ke dalam kuburannya untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidak
nyata. Namun, tentunya ada konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya.
Dipertontonkan di bioskop sejak musim libur Lebaran, film ini tidak hanya menawarkan kengerian
biasa, tetapi juga menyajikan narasi religi yang menggugat.
Dibintangi oleh Faradina Mufti dan Reza Rahadian sebagai pemeran utama, film ini juga menampilkan
deretan aktor lintas generasi yang tidak kalah menarik. Sebagai hasil adaptasi dari film pendek “Grave
Torture” yang juga disutradarai oleh Joko Anwar, “Siksa Kubur” mengisahkan perjalanan Sita
(diperankan oleh Faradina Mufti) yang terperangkap dalam pencarian kebenaran akan eksistensi
agama. Dorongan besar untuk membuktikan ketidaknyataan agama mendorong Sita untuk mencari
orang paling berdosa.Dalam pencariannya, ia bertemu dengan orang yang dianggapnya paling kejam,
dan memutuskan untuk menguburkan dirinya bersama jenazah orang tersebut. Namun, keputusan
itu memicu serangkaian peristiwa menyeramkan yang menguji keyakinan dan keberaniannya.
Film ini bukan hanya sekadar cerita horor biasa. Di balik ketegangannya, “Siksa Kubur” juga
mengajukan pertanyaan filosofis tentang eksistensi agama dan kebenaran atas siksa kubur.
Sutradara Joko Anwar dengan mahir menyajikan narasi yang menggugat, tanpa meninggalkan unsur-
unsur kengerian yang membuat penonton terpaku pada layar.
2. Badarawuhi di Desa Penari
Film KKN di Desa Penari dilanjutkan dengan kisah dalam “Badarawuhi di Desa Penari”. Film itu menjadi
prekuel dengan latar bertahun-tahun sebelum peristiwa film pertama. Mayoritas aktor yang
bergabung di film ini memerankan karakter baru dalam waralaba KKN di Desa Penari, kecuali Aulia
Sarah yang kembali menjadi siluman ikonis Badarawuhi. Cerita Badarawuhi di Desa Penari dibuka
dengan empat anak muda bernama Mila (Maudy Effrosina), Yuda (Jourdy Pranata), Jito (M. Iqbal
Sulaiman), dan Roy (Ardit Erwandha) yang berkunjung ke sebuah desa. Desa tempat mereka
berkunjung itu dikenal dengan Desa Penari. Sebab, warga desa itu masih menjunjung tinggi seni budaya Jawa, termasuk kesenian tari tradisional. Setibanya di desa, hal pertama yang dilakukan empat
pemuda tersebut adalah menanyakan keberadaan sesepuh desa untuk diwawancara. Sekawan
pemuda itu lantas sepakat tinggal sementara waktu di Desa Penari. Kedatangan Mila Cs itu bertujuan
untuk mencari tahu informasi mengenai sosok penari berparas cantik. Ia pun membawa sketsa penari
itu, lengkap dengan beberapa sketsa bangunan dan sebuah gelang tari berwarna emas. Namun,
kedatangan Mila ternyata sudah ditunggu oleh sosok siluman berwujud wanita penari yakni
Badarawuhi (Aulia Sarah). Badarawuhi yang merupakan Ratu Penguasa Roh Desa Penari itu mengincar
Mila untuk menjadi dhawuh atau penari desa. Tanpa sepengetahuan Mila, berbagai peristiwa
mengantar dirinya menuju Badarawuhi.
3. Dua Garis Biru
Mungkin DARA (Zara JKT48) dan BIMA (Angga Yunanda) bukan pasangan kekasih sempurna, tapi
mereka adalah sahabat yang saling melengkapi. Saat berdua mereka bisa jadi diri sendiri, kebodohan
bisa ditertawakan, dan kerapuhan tak perlu ditutupi. Rasa nyaman lebih dari sekadar kata sayang atau
cinta. Usia 17 tahun tak pernah sesempurna ini.
Hingga muncul keberanian baru di antara mereka. Berdua mereka melanggar batas tanpa tahu
konsekuensinya. Kini Bima dan Dara berusaha menjalani tanggung jawab atas pilihan mereka. Mereka
pikir mereka siap jadi dewasa untuk menghadapi segala konsekuensinya. Namun, tentu keluguan
mereka langsung diuji saat keluarga yang amat mencintai mereka tahu, lalu memaksa masuk dalam
perjalanan pilihan mereka.
4. Glenn Fredly The Movie
Dimulai dari tahun 1999, ketika Glenn Fredly mengalami kebuntuan dalam kariernya, hampir
diberhentikan dari label dan berpisah dengan Nola, pacarnya selama 7 tahun. Hidupnya berubah
melalui lagu “Januari” yang berhasil di pasaran. Kemudian, Glenn dibantu Uchie, adiknya, untuk
merekrut manajer profesional. Tapi hidup Glenn bukan cuma soal musik, melainkan juga pengabdian
kepada masyarakat. Ia pun harus menyeimbangkan kedua dunia tersebut. Di tengah usahanya untuk
berjuang mengatasi konflik Ambon, Glenn juga harus mengatasi konflik dengan ayahnya sendiri. Film
“Glenn Fredly The Movie” bukan hanya kisah tentang seorang musisi, tetapi juga tentang cinta,
keluarga, dan nilai-nilai yang selalu diajarkan Glenn.
5. Menjelang Ajal
Seorang ibu bernama Sekar (Shareefa Daanish), berusaha menghidupi 3 anaknya sendirian dengan
cara membuka warung makan. Akhir-akhir ini ia resah karena dagangannya selalu basi sesaat setelah
makanan dihidangkan. Sekar pergi menemui Mak Ambar (Dewi Pakis), dukun yang memasang
‘penglaris’ di warungnya. Namun ternyata, Mak Ambar telah meninggal dunia. Sejak itu, jin yang
selama ini menolongnya menuntut nyawa hingga Sekar kerasukan tiap malam. Ketiga anaknya, Dani (Daffa Wardhana), Ratna (Caitlin Halderman), dan Dodi (Shakeel Fauzi), berusaha untuk mengobati,
namun upaya itu malah mengancam nyawa mereka sekeluarga. (ist/mas)