PONOROGO, (MP) – Nuansa religius mewarnai Pendidikan Kader Pratama Badiklatcab PDI Perjuangan Ponorogo, Jum’at sampai Minggu tanggal 10-12 Nopember 2017.
Pasalnya, Diklat berlangsung di lingkungan Pondok Pesantren Dipokerti Desa Coper Kecamatan Jetis. Nuansa religi makin kuat dengan dipasangnya sejumlah spanduk yang berisi foto dan fatwa dari tokoh pendiri Nahdhatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari.
“Diklat pratama sengaja kami laksanakan di pondok pesantren. Ada pembacaan ayat suci Alqur’an dan fatwa dari KH. Hasyim As’ari. Ini penting agar aroma islaminya bisa menyatu. Meski abangan namun PDIP tetap religius,” ungkap Agus Widodo Ketua DPC PDI Perjuangan Ponorogo.
Hadir pada upacara pembukaan tersebut para narasumber dari Badiklatpus DPP PDI Perjuangan. Yakni H Sirmadji Tjondropragolo yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Dapil 7 Jatim.
Pembukaan juga dihadiri pula oleh Bambang Juwono dan Jordan Marino selaku kepala dan sekretaris Badiklat DPD PDI Perjuangan Jatim.
Selain itu juga dihadiri langsung jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Ponorogo. Mulai dari Agus Widodo (ketua), Agung Priyanto (Sekretaris) dan Evi Dwitasari (Bendahara).
Agus Dermawan selaku kepala Badiklatcab PDI Perjuangan Ponorogo mengatakan pelatihan kader diikuti 61 peserta. “Kader yang berjumlah 61 orang itu digembleng selama tiga hari dididik menjadi kader partai yang militan,” terangnya.
Menurutnya, Diklat Pratama ini sesuai dengan instruksi DPP PDI Perjuangan agar seluruh jajaran DPD sampai DPC menggelar diklat kader partai.
“Sesuai amanat konggres, PDI Perjuangan ingin menjadi partai modern artinya partai massa maupun partai kader,” terangnya.
Salah satu tujuan Diklat Pratama ini, kata Agus, adalah agar peserta bisa berpikir kritis dinamis ala Bung Karno yakni dialektika. “Ada tesa, antitesa dan sintesa. Ada masalah, tanggapan dan kesimpulan,” sebutnya.
Peserta juga ditanamkan cara berpikir praktis dan dinamis serta mampu menganalisa berdasarkan analisa SWOT. “Semua dikupas habis sehingga kedepan kader partai tidak mudah grogi menghadapi permasalahan di lapangan,” tegasnya.
Kepala Badiklat DPD PDI Perjuangan Jatim Bambang Juwono mengatakan, diklat tingkat pratama ini adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya kader Partai.
“Ini adalah bagian dari metode partai meningkatkan sumber daya kader,” terangnya.
Pria yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim ini mengungkapkan, peserta diklat mendapatkan beberapa materi. Seperti materi ideologi, metode berpikir Bung Karno, AD/ART Partai, tri sakti dan revolusi mental, analisis sosial, gerakan koperasi dan dinamika kelompok untuk membangun kekompakan maupun gotong royong.
“Namun materi yang terpenting adalah ideologi PDIP. Jadi pancasila sebagaimana termaktup dalam pembukaan UUD 45 yang jiwa semangatnya sebagaimana pidato Bung Karno 1 Juni 1945,” tegasnya.
Pihaknya berharap, sebagai partai ideologi dalam era modern, kader harus berpegang teguh pada AD/ART Partai, serta harus memiliki disiplin tinggi. Gerakannya juga harus berorientasi serta bermuara untuk kesejahteraan rakyat.
“Dengan diklat pratama ini kami berharap kader PDIP punya pengetahuan mumpuni dan memiliki ketrampilan politik yang baik. Sehingga nantinya mampu menjadi sosok kader yang bisa menjalankan tugas partai. Mewujudkan cita-cita partai sesuai ideologi pancasila 1 Juni Bung Karno,” harapnya.
Logos, sapaan akrabnya mengatakan sudah hampir semua DPC di Jawa Timur telah melakukan pendidikan kaderisasi partai. “Ponorogo angkatan ke-13 dari 12 DPC,” sebutnya.
Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPD PDIP Jatim berharap selama diklat, peserta harus memahami, menghayati dan mempraktikkan materi yang dipaparkan narasumber. “Karena merekalah nanti yang menjadi ujung tombak PDI Perjuangan di Kabupaten Ponorogo,” ungkapnya. (gus)