KOTA, Media Ponorogo – Pasar malam tahunan di Alun-Alun Ponorogo tak hanya menjadi hiburan rakyat dan ladang rezeki bagi para pedagang, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ponorogo.
Selama 37 hari penyelenggaraan, pasar malam berhasil menyumbang PAD sebesar Rp 575 juta.
Pendapatan tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk sewa stand, retribusi harian berdasarkan luas stand, dan retribusi parkir.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperdakum) Ponorogo, Ringga Dwi Heri Irawan, menegaskan bahwa hal ini bukan semata-mata upaya bisnis pemerintah daerah, melainkan bagian dari strategi untuk menggerakkan roda perekonomian lokal.
Pasar malam di Alun-Alun Ponorogo memang menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran.
Ribuan warga Ponorogo, bahkan para pemudik, memadati alun-alun untuk menikmati berbagai jajanan, pakaian, mainan anak-anak, dan wahana permainan yang tersedia. Para pedagang pun merasakan peningkatan penjualan yang signifikan.
Tahun 2025 mencatat rekor baru durasi pasar malam, yaitu selama 37 hari penuh, mulai 10 hari terakhir Ramadan hingga usai Lebaran.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang membuka pasar malam pada Minggu (16/3) dan menutupnya pada Senin (21/4), menyatakan kepuasannya atas dampak positif yang dirasakan masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
“Jualan pentol laku, jualan es laku, parkir laku, sampai jualan celengan dari tanah liat laris manis,” ujar Bupati yang juga mantan pegiat event organizer ini.
Untuk tahun depan, Bupati Sugiri Sancoko berharap pasar malam akan lebih meriah dan menarik lagi.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo berkomitmen untuk memprioritaskan pedagang lokal dengan porsi 82 persen dari total pedagang (rasio 70:30).
Berbagai ukuran stand disediakan, mulai dari 2×2 meter hingga 10×10 meter untuk wahana permainan.
“Kami utamakan pelaku usaha dan pemilik wahana mainan lokal Ponorogo,” tegas Kang Giri.
Meskipun demikian, pedagang dari luar daerah tetap diberikan kesempatan untuk berpartisipasi. (min/mas)