Home Budaya Smaga Culture Carnival, SMAN 3 Ponorogo Go International Lestarikan Kearifan Lokal

Smaga Culture Carnival, SMAN 3 Ponorogo Go International Lestarikan Kearifan Lokal

0
Siswa-siswi SMAN 3 Ponorogo saat performace di depan paseban dalam ajang Smaga Culture Carnival.

KOTA, Media Ponorogo – Smaga Culture Carnival (SCC), salah satu agenda peringatan HUT Ke-34 SMAN 3 Ponorogo berlangsung meriah dan spektakuler, Selasa siang (5/9/2023).

Lantaran, ajang yang pertama kali digelar itu mampu menampilkan kreatifitas seni siswa yang luar biasa.

Puluhan siswa-siswi secara berkelompok mengikuti ajang SCC dengan menampilkan pakaian adat di Indonesia.

Dr Sasmito Pribadi M.Pd mengawal langsung tampilan siswa-siswi dalam ajang Smaga Culture Carnival.

Pun, setiap kelompok menyuguhkan sub tema berbeda dari berbagai kultur nusantara. Mulai tema adat dayak, nusa tenggara timur, arabian, jawa, jaman penjajahan hingga tampilan betawi.

Ajang ini pun dapat dinikmati masyarakat luas karena peserta berjalan menyusuri jalan protokol Kota Reog.

Dimulai start dari halaman SMAN 3 Ponorogo lalu Jalan Ahmad Yani, Gatot Koco, Jendral Sudirman, Alun-Alun, Gatot Subroto dan kembali ke sekolah Jalan Yos Sudarso.

Istimewanya, peserta SCC sempat juga menyuguhkan performance di depan paseban Alun-Alun Ponorogo.

Bahkan, Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd selaku kepala sekolah didampingi Wakasek yang memakai ponoragan mengawal langsung berbaur dengan peserta sepanjang route.

Sebelumnya, Doktor Sasmito sempat pula membuka acara yang spesial ini dengan menabuh goong, pelepasan balon dan pelepasan burung merpati.

“Tujuan smaga culture carnival ini adalah sebagai salah satu upaya memunculkan potensi dan daya kreasi siswa yang berorientasi pada projek penguatan profil pelajar pancasila (P5),” ungkapnya.

Doktor Sasmito menegaskan, meski saat ini Smaga sudah go international masuk komunitas internasional. Namun tidak meninggalkan kearifan lokal budaya di Indonesia khususnya Jawa Timur.

“Dengan mengusung tema memayu hayuning pawiyatan mudah-mudahan integrasi kearifan lokal dan international itu mampu membawa kemajuan Smaga di di tingkat lokal, nasional bahkan internasional baik IPTEK maupun IMTAQ,” paparnya.

Ia berharap, kegiatan SCC yang spektakuler tanpa membebani siswa itu dapat menjadi agenda tahunan.

Apalagi acaranya melibatkan warga sekolah dari guru maupun siswa juga ada yang melibatkan masyarakat luas.

“SCC yang pertama kali diselenggarakan ini semoga dapat digelar setiap tahunnya,” pungkasnya.

Sementara itu, serangkaian kegiatan menyemarakkan HUT Smaga. Di antaranya, sema’an Al-Quran, SMAGA culture carnaval (SCC), lomba dan bazar, hingga pentas wayang kulit.

“Mudah-mudahan bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan. Santun, cerdas berprestasi. SMAGA ke-34 Memayu Hayuning Pawiyatan,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here