KAUMAN, Media Ponorogo – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi H. Amin, SH, MH Ketua Bantarangin Coop.
Bupati Ponorogo periode 2010-2015 itu dinilai punya komitmen tinggi dalam merintis petilasan kerajaan Bantarangin.
Kini agenda masyarakat kulon kali itu semakin moncer dengan kegiatan Grebeg Tutup Suro Bantarangin yang dipusatkan di seputaran Monumen Bantarangin.
Bahkan, pada puncak kirab budaya dihadiri langsung oleh Gubernur Jatim yang didampingi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko
Keduanya naik kereta kuda kencana menyapa masyarakat yang menyemut di sepanjang rute.
Selain bagi-bagi makanan ringan, gubernur juga membagikan Bendera Merah Putih dalam rangka peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Repubik Indonesia.
“Apresiasi saya sampaikan kepada Bupati Ponorogo senior periode 2010/2015, Ketua Yayasa Bantarangin yang terus komitmen menjaga warisan budaya. Luar biasa,” ungkap Budhe Khofifah sapaan akrabnya.
Apresiasi juga disampaikan Kang Bupati Sugiri kepada Bupati seniornya yang hadir mengikuti rangkaian kirab budaya. “Matur suwun Kang Mas Bupati Amin periode 2010/2015,” ujarnya.
Pun, setiap tahun H Amin SH yang kini menjadi ketua Bantarangin Coop terus berperan aktif dalam mensukseskan agenda Grebeg Tutup Bulan Suro Bantarangin.
Sejak digelar pertama kali hingga sekarang, KUD yang berpusat di Somoroto ini tidak pernah absen memberikan kontribusinya.
Hal ini sebagai bentuk kepedulian untuk menguri-uri petilasan kerajaan bantarangin sebagai cikal bakal cerita reyog Ponorogo.
“Peran Bantarangin Bantarangin sesuai kemampuannya mensukseskan Grebeg Tutup Suro Bantarangin,” ungkap H. Amin, SH, MH.
Pun, pemilihan nama koperasi Bantarangin yang dipimpinnya bukan tanpa alasan. Yakni, sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan petilasan kerajaan Bantarangin.
Maka sejak tanggal 11 September 1996, KUD Kauman 1 berubah nama menjadi KUD Bantarangin.
“Bantarangin Coop terletak di wilayah Kauman dan berdekatan dengan kerajaan Bantarangin. Maka pada waktu itu KUD Kauman 1 diubah menjadi KUD Bantarangin. Ini sekaligus sebagai upaya mempromosikan agar petilasan cikal bakal reyog Ponorogo ini terkenal di mayarakat lokal, nasional bahkan internasional,” bebernya.
Nama Bantarangin Coop ini merupakan kepanjangan dari “Bangum Tataraning Ngaurip. Ngudi Idam-Idamaning Nusantara”.
Kepanjangan Idam-idamaning Nuswantoro akronim Bantarangin itu pun sesuai dengan pesatnya kemajuan Bantarangin Coop.
Sebab, saat ini Bantarangin Coop sudah berbadan hukum tingkat provinsi. Sehingga bisa melayani masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur. “Wilayah kerjanya satu provinsi,” ungkapnya.
Bantarangin Coop juga melebarkan sayapnya. Yakni dengan membuka cabang di Ngawi dan Magetan. “Bahkan, di Magetan ada 4 tempat. Mulai Parang, Panekan, Gorang-gareng sampai Plaosan,” sebutnya.
Selain itu juga membuka usaha minimarket Bantarangin dan peternakan sapi perah. “Alhamdulillah tiap tahun SHU Bantarangin Coop mengalami peningkatan. Sehingga otomatis anggota Bantarangin Coop semakin sejahtera. Ribuan anggota tiap tahun menerima SHU dalam bentuk uang dan barang,” pungkasnya. (mas)