PONOROGO – Nahkoda SMAN 2 Ponorogo berganti seiring serah terima jabatan kepala sekolah di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Ponorogo.
Dalam sertijab itu berlangsung ceremony dari sebelumnya Turidjan, S.Pd, M.Pd kepada Drs. H. Hariyadi, M.Pd. Sedangkan Turijan sendiri kini menjadi Kepala SMAN 1 Slahung.
Turidjan, S.Pd, M.Pd mengaku bersyukur selama 15 bulan bisa mewarnai SMAN 2 Ponorogo.
Karena ia berprinsip, di manapun diberi tugas digunakan untuk terus belajar.
“Di manapun berada belajar. Termasuk di SMADA juga belajar. Artinya dimanapun berada mewarnai yang indah yang selalu ditanamakan. Sebisa mungkin di mana pun memberikan warna,” ungkapnya.
Prinsip itu pun dijalankan dengan baik oleh Turidjan. Selama memimpin Smada berbagai capaian luar biasa berhasil ditorehkan.
Diantaranya, SMADA tercatat sebagai sekolah yang terbanyak siswanya diterima SNMPTN se Ponorogo.
Kedua, siswa SMADA juga satu-satunya yang diterima di Universitas Indonesia (UI) melalui jalur SNMPTN.
Selama dipimpin Turijan, siswa SMADA yang diterima perguruan tinggi negeri juga mengalami kenaikan signifikant.
“Capaian masuk PTN dari 66 persen, naik 77 persen sampai 88 persen. Dua tahun naik 10 persen, luar biasa,” sebutnya.
Pada kegiatan ekstra, anak didiknya juga kerap juara “Terakhir duta pelajar dan barusan menjadi finalis duta genre,” sebutnya.
Turidjan juga sosok yang mampu mendorong prestasi bapak ibu guru. Bahkan, salah satu guru fisika masuk 7 besar nasional. “Hadiahnya besar Rp 25 Juta,” sebutnya.
Ia juga bersyukur keluarga besar SMADA tidak banyak yang terpapar covid-19. “Alhamdulillah termasuk sangat sedikit,” sebutnya
Turidjan juga mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru dan keluarga besar SMAN 2 Ponorogo. Karena berkat supportingnya, kini sudah terwujud bangunan masjid sekolah yang megah.
“Saya paksakan kepada saya sendiri dan bapak ibu guru untuk memikirkan diri sendiri dengan membangun masjid. Alhamdulillah supportingnya luar biasa,”
Ia berharap, apa yang baik dari kepemimpinnya bisa diambil. Namun jikalau ada yang kurang baik bisa ditinggalkan.
“Ke depan semoga trade mark sebagai sekolah terdisiplin yang sudah terbangun selama ini bisa dipertahankan SMADA,” pungkasnya. (mas)