KOTA, Media Ponorogo – Kabupaten Ponorogo kembali mendapat perhatian khusus terkait upaya pelestarian budaya lokal.
Staf Khusus Wakil Presiden RI, Dr. Suwardi, M.Si., melakukan kunjungan kerja di Ponorogo pada Jumat (17/10/2025) untuk membahas lebih lanjut langkah-langkah pelestarian kearifan lokal.
Kedatangan Suwardi disambut hangat oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Sekretaris Daerah Agus Pramono, Kepala Disbudparpora, serta sejumlah tokoh budaya Ponorogo di Pringgitan Rumah Dinas Bupati.
Dalam pertemuan tersebut, Suwardi menekankan pentingnya kearifan lokal sebagai warisan leluhur yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
“Semodern apa pun masyarakat kita, generasi muda kita ke depan harus tetap tumbuh dalam akar budaya yang diwariskan leluhur,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa budaya memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti bagi generasi penerus bangsa.
Sebagai daerah asal kesenian Reog, Suwardi mengapresiasi komitmen Bupati Sugiri dalam melestarikan budaya, termasuk melalui penyelenggaraan berbagai acara kreatif dan pembangunan Monumen Reog Ponorogo.
Monumen Reog yang direncanakan setinggi 126 meter itu diharapkan menjadi pusat pembelajaran sejarah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekosistem wisata dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Pak Bupati punya komitmen kuat yang sama dengan kami. Reog adalah puncak peradaban manusia yang akarnya ada di Ponorogo dan tersebar ke seluruh dunia, dan ini harus kita jaga,” tegasnya.
Suwardi juga menyampaikan bahwa hasil diskusi ini akan dilaporkan kepada Wakil Presiden sebagai bahan pembahasan dalam pengembangan budaya daerah di seluruh Indonesia.
“Kami saat ini juga konsen tentang kebudayaan salah satunya di Ponorogo. Jadi ini harus kita jaga dan dukung bersama,” tambahnya.
Bupati Sugiri Sancoko menegaskan bahwa Pemkab Ponorogo terus menggencarkan upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal. Ia meyakini bahwa dengan lestarinya budaya, ekonomi dapat meningkat dan karakter luhur generasi muda dapat terbentuk.
“Sesungguhnya apa yang kita lakukan nyambung dengan pusat, kami butuh percepatan-percepatan di bidang budaya untuk menunjang ekonomi, sambil untuk membentuk karakter. Akarnya tetap budaya, jadi tidak boleh kehilangan jati diri bangsa,” pungkasnya. (ist/pro/mas)











































