JAMBON, Media Ponorogo – Reog Ponorogo, kesenian ikonik yang menuju warisan budaya tak benda UNESCO, ternyata juga menyapa dunia pesantren.
Terbukti, SDIT Darul Falah, sebuah sekolah dasar berbasis pondok pesantren di Ponorogo, reog bukan sekadar tarian, tapi juga wadah untuk menanamkan nilai-nilai religius dan seni sejak dini.
SDIT Darul Falah memiliki ekstrakurikuler Kesenian Reog bernama “Reog Guno Taruno Achmad”.
Grup reog pesantren ini sedang melakukan road show pentas di beberapa pusat keramaian di Ponorogo.
Salah satu penampilan mereka digelar di Lapangan Kecamatan Jambon, Sabtu (02/11/2024).
“Reog Guno Taruno Achmad memiliki beberapa tujuan yang visioner,” ujar Ustadz Gunawan, pembina ekstrakurikuler.
Pertama, untuk mewadahi kreativitas anak-anak yang memiliki kecerdasan kinestetik.
“Melalui reog, kami membekali mereka dengan seni dan budaya. Selain itu, kami juga ingin berdakwah dengan jargon ‘Reog no miras, Reog no mistis’,” tambahnya.
Ekstrakurikuler ini diikuti oleh siswa mulai dari kelas 3. Melalui latihan dan pentas, mereka dilatih untuk tampil percaya diri di depan publik.
“Harapan kami, pentas ini dapat melatih siswa-siswi SDIT Darul Falah untuk tampil di depan publik,” kata Ustadz Gunawan.
Ustadz Gunawan berharap, bekal kesenian dan nilai-nilai religiusitas yang ditanamkan sejak dini dapat membentuk siswa-siswi SDIT Darul Falah menjadi insan yang memahami seni dan tetap memegang teguh nilai-nilai ajaran Islam.
“Kalaupun di antara siswa kami kelak ada yang menjadi seniman, harapan kami dengan bekal yang telah kami kenalkan, mereka akan menjadi seniman yang tetap memegang teguh nilai-nilai agama Islam,” harapnya.
SDIT Darul Falah membuktikan bahwa reog tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga dapat dipadukan dengan nilai-nilai religius.
Melalui ekstrakurikuler reog, sekolah ini mengajarkan anak-anak untuk mencintai budaya, mengembangkan bakat, dan tetap memegang teguh nilai-nilai agama.
Semoga langkah ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk memasukkan reog sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler, sehingga reog dapat terus lestari dan menjadi bagian penting dalam pendidikan generasi muda. (mas)