Home Budaya Kepala Desa Bringinan, Perangkat serta Warga Desa, Gelar Tabur Bunga dan Doa...

Kepala Desa Bringinan, Perangkat serta Warga Desa, Gelar Tabur Bunga dan Doa Bersama

0

PONOROGO, Media Ponorogo – Sebagai bangsa yang besar, Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya merupakan modal pendukung untuk mencapai suksesnya pembangunan di desa, terutama sebagai modal dasar untuk mempromosikan desa dalam persaingan tingkat lokal, daerah, nasional maupun internasional.

Seperti pada umumnya desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo juga memiliki kesenian budaya yaitu seni reog, seni gajah-gajahan, seni karawitan yang selalu ditampilkan dalam kegiatan atau hajatan peringatan hari besar.

Di Desa Bringinan juga terdapat budaya tabur bunga dan doa bersama yang dilakukan satu tahun sekali pada tanggal 1 Suro atau Tahun Baru Hijriah.

Pemerintah Desa Bringinan mengadakan ziarah makam, tabur bunga dan mendoakan para pendahulunya dalam rangka memperingati 1 Suro atau Tahun Baru Hijriah 1446 H, Selasa (16/7/2024).

Ada empat tempat yakni di makam Raden Sinduleksono/Kyai Ageng Kerto Muhammad di Dukuh Dondong Desa Bringinan, salah satu pemimpin di desa Bringinan, ada Mbah Toimin, di Dukuh Kedung Nyai Rengik (asal mula nama desa Bringinan) dulu dinamai Ringin (ada pohon beringin) ditempat ini ada 3 Palang (pemimpin desa), di Dukuh Beduk Desa Sendang Mbah Arifin (mantan kepala desa Bringinan), di Dukuh Janti Desa Sendang makam Mbah Saban (mantan Kepala Desa Bringinan)

Acara dimulai pada pukul 07.30 WIB, diawali menuju makam Nyai Rengik, kemudian di desa Sendang dan terakhir di Punden Pendem atau Raden Sinduleksono/Kyai Ageng Kerto Muhammad.

Diawali dengan sambutan Kepala Desa Barno, dilanjutkan tahlilan dan doa bersama, kemudian tabur bunga.

Acara yang sakral penuh khidmat tersebut diikuti oleh Kepala Desa Bringinan Barno, Perangkat Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, BPD, LPMD, tokoh Pemuda, RT, PKK dan undangan lainnya.

Kepala desa Bringinan Barno menyampaikan makna diadakan tabur bunga dan doa bersama adalah pentingnya mengenang sejarah dan pentingnya mengenang ‘sing babat’ desa Bringinan, mantan-mantan Kepala Desa yang pernah memimpin dan mengabdi untuk masyarakat desa Bringinan.

“Seperti yang sering dikatakan oleh para pemimpin negeri ini dengan Jas Merah, yang berarti Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Selain itu, sebagai generasi penerus, kita diamanahi tugas meneruskan pemerintahan yang lebih baik lagi dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat Bringinan,” ungkap Barno.

Dia juga mengatakan, acara ziarah makam dan tabur bunga ini merupakan salah satu bentuk sujud syukur kita, dan mengingatkan pada anak cucu kita nanti. “Kelak tradisi ini akan terus dilakukan, tanpa pendahulu kita, belum tentu kita ada. Tanpa mereka, desa Bringinan belum tentu ada,” ujarnya.

Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur, setiap tahun bertepatan 10 Muharram dilakukan doa bersama dan tabur bunga. “Juga nanti dilanjutkan dengan istighosah bersama dan dilanjutkan dengan kegiatan yang lain,” pungkasnya. (mny).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here