Home Politik Gelar Pemilos Miniatur Demokrasi, MTsN 2 Ponorogo Gandeng KPU

Gelar Pemilos Miniatur Demokrasi, MTsN 2 Ponorogo Gandeng KPU

0

PONOROGO, Media Ponorogo – MTsN 2 Ponorogo memiliki komitmen tinggi dalam menanamkan demokrasi kepada siswa.

Bahkan, madrasah yang dipimpin Drs. Tarib, M.Pd.I itu menggandeng KPU untuk menerapkan pesta demokrasi di sekolah.

Buktinya, MTsN 2 Ponorogo menggelar pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) Periode 2022-2023.

Pemilihan yang diikuti 3 pasang calon ketua dan wakil ketua ini berlangsung demokratis, Rabu (21/12/2022).

Istimewanya, kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Kemenag kabupaten Ponorogo Dr, H. Nurul Huda. M.Pd.

Kepala MTsN 2 Ponorogo Drs. Tarib. M.Pd.I mengatakan pemilihan ketua OSIM ini merupakan kegiatan awal tentang demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, salah satu wujud dari demokrasi adalah pemilihan umum. “Maka MTsN 2 mengadakan pemilihan OSIM,” sebutnya.

Anak didiknya pun harus melewati serangkaian 15 proses layaknya pemilu.

Mulai penjaringan calon dari perwakilan kelas atau disebut dengan majelis perwakilan kelas MPK.

“Penelitian administrasi itu baru balon namanya. Setelah penelitian lolos mereka masuk kepada paslon ketua maupun wakil ketua,” terangnya.

Setelah menyampaikan visi dan misi dilanjutkan debat terbuka sebagaimana Presiden dan Wakil Presiden.

Pihaknya menginginkan miniatur birokrasi yang telah dilegalkan oleh negara melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Kami ingin mengadopsi seakan-akan MTsN 2 Ponorogo adalah ada Pemilu beneran. MTsN 2 Ponorogo adalah miniatur pemilihan umum yang menjadi representatif wakil-wakil dari anak-anak di Madrasah,” ujarnya.

Dibebekannya, demokrasi di Indonesia aturan mainnya yang memegang adalah KPU untuk menentukan pemimpin-pemimpin bangsa.

Pihaknya perlu menyiapkan generasi ke depan. Sebab, 30 atau 40 tahun lagi mereka yang akan memegang tampuk pimpinan bangsa dan negara.

“Kami beri pembelajaran kepada anak-anak bagaimana seorang guru mengarahkan membimbing dan memimpin,” tandasnya.

“Karena sebagaimana slogan yang kita pahami guru bukan orang hebat, bukan yang tertinggi derajat pangkatnya. Tapi dari gurulah manusia menjadi hebat dari gurulah manusia menjadi derajat tertinggi dan dari gurulah melahirkan manusia manusia yang berpikian besar,” pungkasnya. (mas)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here