PONOROGO – Perbaikan insfrastruktur jalan rusak di Ponorogo dimulai bulan April. Pemkab Ponorogo menganggarkan 155 milyar yang berasal dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ratusan milyar dana itu untuk memperbaiki 51 ruas jalan yang panjangnya 107 kilometer.
Selain menggarap jalan rusak, Bupati Sugiri Sancoko juga bakal memulai peletakan batu pertama pembangunan Monumen dan Museum Reog di bulan Agustus 2022.
Monumen Reog & Museum Peradaban Ponorogo ini akan dibangun di wilayah barat Ponorogo, tepatnya diatas gunung bekas galian tambang batu gamping di desa Sampung Kecamatan Sampung.
Kang Bupati Sugiri Sancoko mengatakan pihaknya mendirikan monumen Reog Ponorogo yang dibawahnya ada museum peradaban Ponorogo.
Museum nanti bakal menjelaskan literasi kapan Ponorogo lahir. “Setiap orang dan peminat pariwisata harus tau siapa Bupati Ponorogo pertama, budaya seperti apa, siapa Reog, siapa Kelono Sewandono, siapa Batoro Katong, bagaimana dengan Majapahit, bagaimana benang merah dengan Solo” jelas Kang Giri.
Monumen Reog bakal dibuat menjulang setinggi 126 meter. Tinggi sampai puncaknya akan melebihi tingginya museum Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang sekitar 105 meter.
Design yang ditawarkan pun tidak kalah megah dengan Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.
Rencananya, monumen Reog ini bakal menggunakan bahan tembaga yang sama digunakan di monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Secara landskape, monumen ini nampaknya akan mirip dengan tempat wisata Batu Pote di Bangkalan atau Tebing Brexi Yogyakarta.
“Tahun ini fokus ke lahan, karena tanah yang dipakai tanah Gunung Gamping Ponorogo bekas peninggalan Belanda,” jelas Kang Giri
Kang Giri telah merangkul berbagai lintas sektor untuk memulai mengurus proses perijinan, status tanah serta mengkaji amdal nya (analisa dampak lingkungan).
Saat ini diketahui status tanah dimiliki Perusahaan Daerah (PD) Sari Gunung yang berarti juga milik Pemkab Ponorogo dibawah Dinas Pariwisata.
Selanjutnya, dibawah monumen akan dilengkapi Museum Reog Ponorogo yang bakalan bisa dinikmati para wisatawan lokal, luar daerah, bahkan wisatawan luar negeri untuk dapat mengenal peradaban Ponorogo.
Bahkan Kang Bupati Sugiri sudah mulai mengumpulkan benda-benda bersejarah dan kearifan masa lalu.
Seperti, sepeda roda satu zaman kolonial, yang nampak di rumah dinasnya (Pringgitan) dan banyak lainnya yang erat hubungannya dengan bumi Reog tercinta.
Kang Giri menjelaskan Reyog merupakan warisan leluhur yang sampai hari ini, masih hanya di tonton, di jogetkan, diagung-agungkan di elu-elukan tapi belum mampu diproyeksikan dalam konteks yang lebih panjang, sehingga menjadi jaringan kota kreatif internasional.
“Nah, itu kami terjemahkan dengan adanya monumen reog diatas gunung ini, kemudian dibawahnya ada museum peradaban. Maka Reog mampu memberikan akselerasi ekonomi dan wisata,” terangnya.
Gambaran dan masterplan pembangunan pihak Pemkab Ponorogo sudah menyiapkannya.
Maka, monumen ini, tentu akan membuat semua warga Ponorogo dan wisatawan semakin bangga penasaran dan tidak sabar, untuk segera melihat dan menikmati Monumen Reog bersama keluarga dan orang tercinta.
Terlebih, banyak pengetahuan tentang Reog dan peradaban asli Ponorogo yang bakal dimunculkan di museum bawah monumen, sudah pasti menambahkan pengetahuan bagi generasi mendatang.
Semenjak dipimpin Kang Bupati Sugiri Sancoko, Kota Reyog terus menggeliat. Putra asli kelahiran Sampung itu punya keinginan kuat membangun Ponorogo.
Pada program 99 hari kerjanya, Kang Giri mengawali dengan membangun Jalan HOS Cokroaminoto tanpa APBD. Dia mendorong partisipasi semua pihak menyulap kawasan itu menjadi ikon baru Kota Reyog.
Bahkan, kini kawasan Malioboronya Ponorogo itu semakin cantik dan ramai dikunjungi masyarakat dengan pernak pernik lampu yang artistik dan eksotik.
Kang Giri juga berencana merevitalisasi Telaga Ngebel dengan Water Fountain Dancingnya, dan kini juga akan membangun Museum Reog Ponorogo, di Kecamatan Sampung.
Semuanya itu untuk membangkitkan lagi pariwisata di daerah ini, sekaligus meningkatkan PAD dan tentu saja untuk memanjakan warganya. (mas)