Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut.
Pada era modernisasi dan globalisasi materi hikayat masih relevan untuk diajarkan kepada peserta didik. nilai moral yang bisa di ambil serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana peserta didik tertarik serta menyukai materi hikayat. penulis mempunyai cara untuk membuat anak tertarik dengan materi tersebut yaitu dengan cerita berekspresi.
Penulis melakukan kegiatan pertama membentuk kelompok di kelas yang dipimpin oleh ketua kelas dan sekertaris.
Kelompoknya heterogen antara laki-laki dan perempuan.
Kedua, setelah kelompok terbentuk, kemudian peserta didik mencari cerita hikayat yang temanya berbeda agar tidak sama dengan kelompok yang lain.
Sedangkan tema yang bisa di pilih antara lain cerita rakyat, roman, epos, tambeh, dan sebagainya.
Ketiga, peserta didik berkumpul dengan anggota keloompoknya, melakukan diskusi serta mencari hikayat yang akan mereka presentasikan.
Teknisnya, waktu presentasi salah satu anggota membacakan cerita di paragraf satu kemudian anggota yang lain praktek dari apa yang diucapkan tersebut.
Setelah selesai paragraf satu, kemudian paragraf dua dibacakan oleh teman yang lain. begitu seterusnya.
Sehingga masing masing peserta didik dapat menghayati peran sesuai yang ada di dalam teks masing masing.
Hari yang ditunggu tiba, peserta didik antusias dalam presentasi ke depan. Penampilan maksimal dan membuat senang teman-teman yang lain karena melihat rekan yang tampil.
Dari hikayat tersebut peserta didik dapat mengambil nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut. Nilai tersebut antara lain, nilai moral, sosial, budaya dan agama.
Pertama nilai moral bagaimana peserta didik dapat mengambil hikmah bagaimana dalam bersikap dalam kehidupan sehari hari baik di sekolah maupun di masyarakat.
Kedua nilai sosial, bagaimana peserta didik dapat bersosialisasi dengan baik dengan teman maupun masyarakat.
Ketiga nilai budaya, bagaimana peserta didik dapat mengenal budaya yang adiluhung di masyarakat dan bagaimana bisa bertahan sampai sekarang.
Keempat nilai agama, bagaimana peserta didik dapat mempertebal iman dengan membaca hikayat. Sehingga keimanan bertambah.
Materi hikayat sangat berperan penting untuk membendung dampak negative di era globalisasi dan teknologi.
Serta bagaimana membuat anak untuk suka terhadap materi tergantung dari masing-masing bapak ibu guru untuk meramunya. (***)
Oleh : Dhiah Ayu Susila Murti, M.Pd, Pengajar Bahasa Indonesia SMAN 1 Ponorogo