Home Birokrasi Satu-satunya Camat di Ponorogo Mendapat Gelar KRAT dari Keraton Surakarta 

Satu-satunya Camat di Ponorogo Mendapat Gelar KRAT dari Keraton Surakarta 

0

PONOROGO – Satu-satunya Camat di Kabupaten Ponorogo yakni Shandra Aji Hidayanto, S.STP Camat Jambon yang mendapat gelar setingkat Bupati atau Walikota yakni Kanjeng Raden Arya Tumenggung (KRAT)  dari Keraton Surakarta Hadiningrat Lembaga Dewan Adat dikeluarkan tanggal 9 Januari 2022 ditandatangani oleh Ketua Lembaga Dewan Adat Jeraton Surakarta Hadiningrat Dra. GRAy, Koes Moertiyah, M.Pd.

“Awalnya pak Camat Jambon ini ingin diusulkan menjadi anggota di Keraton Solo yakni Kanjeng Raden Tumenggung (KRT). Karena ada keberuntungan dari pak Camat, waktu itu satu angkatan bersama para Bupati dan Walikota sehingga para Kanjeng di sana disamakan yakni KRAT,” ujar Siti Sulastri, Senin (24/01/2022) yang dipercaya oleh Pangarso Ponorogo, selama 5 tahun ini untuk mencari anggota dan didaftarkan ke Keraton Solo.

Ibu Siti Sulastri menyematkan selendang KRAT Shandra Aji Hidayanto Camat Jambon dari Keraton Solo

Sulatri juga menjelaskan dengan logat jawanya, lha ini jenenge bejone pak Camat Jambon dipadakne dengan Bupati dan Wali Kota.

“Alhamdulillah pak Camat ini yang membawa Saya ke Lembaga Dewan Adat Jeraton Surakarta Hadiningrat. Ini bejone pak Camat Jambon,” ucap Sulastri.

Lebih lanjut bu Sulastri yang memiliki wilayah 5 Kecamatan di kulon kali ini menambahkan, selama dipercaya oleh Pangarso Ponorogo untuk mencari anggota berjalan lancar, mulai dari ngabei, KRT, KRAT dan juga mencarikan juru kunci di wilayah Ponorogo bagian Barat (Kuto Kulon).

Dikatakan, Saya sangat bangga sekali dengan turunnya KRAT untuk pak Camat Jambon, karena ini saya anggap sebagai anak Saya.

“Makanya hari ini Saya datang sendiri menemui pak Camat Jambon untuk menyerahkan Gelar (Surat Kekancingan) dari Keraton Solo secara langsung. Karena ini sangat berharga sekali dan bisa bertemu langsung,” jelasnya.

Sementara itu Shandra Aji Camat Jambon mengatakan apa yang saya pahami sekarang dimana Keraton Solo itu sebagai penjaga/marwah budaya Jawa.

“Jangan sampai budaya Jawa ini tergerus dengan peradapan,” ujarnya.

Menurutnya, termasuk Saya, saat ini sudah terkunci dengan turunya gelar dari Keraton Solo dan gelar adat ini memiliki arti tersendiri secara pribadi.

“Apa yang menjadi visinya Keraton Solo tentunya Saya akan ikut ambil bagian untuk mensukseskan visi yang dicanangkan dari sana,” ucapnya.

Selain itu, agar marwah budaya jawa tidak tergerus oleh kemajuan jaman atau peradapan.

“Istilahnya ikut meng uri-uri kebudayaan jawa, khususnya dari Keraton Solo yang masih ada sejarahnya dengan Ponorogo.

Contoh pernikahan dengan adat jawa Solo, ini ada pakemnya sendiri. Beda dengan adat kemanten jawa dari Jogja yang sudah memiliki pakem sendiri,” pungkasnya. (mny).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here