Home Headline Lantik PAC BMI Ponorogo, Cholik Agus Dianto : BMI Harus Besar &...

Lantik PAC BMI Ponorogo, Cholik Agus Dianto : BMI Harus Besar & Mandiri

0

PONOROGO – Sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Banteng Muda Indonesia (BMI) Ponorogo Jalan Batoro Katong 42 Ponorogo hari ini, Sabtu (19/10/2019) mendadak ramai dengan masa berkaus merah.

Ratusan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari berbagai wilayah di 21 Kecamatan di Ponorogo berkumpul untuk menghadiri acara pengukuhan Pimpinan Anak Cabang (PAC) BMI dan Launching Kartu BMI.

Acara pengambilan sumpah dan janji pengurus PAC BMI dilakukan langsung oleh Ketua DPC BMI Ponorogo Cholik Agus Dianto disaksikan Ketua DPC PDI Perjuangan Ponorogo Bambang Yuono dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Johan serta Sekretaris DPC BMI Sutyias Hadi Riyanto.

Selanjutnya Ketua DPC BMI Ponorogo membacakan surat keputusan tentang pengukuhan PAC dan struktur DPC BMI Kabupaten Ponorogo.

Kemudian pengurus PAC BMI setelah diambil sumpah dan janji maju untuk menerima Pataka dari Ketua DPC BMI Ponorogo sebagai simbol pengesahan kepengurusan mereka.

Ketua DPC BMI Ponorogo Cholik Agus Dianto dalam sambutannya mengungkapkan keseriusannya untuk membesarkan BMI di Ponorogo.

Menjadi pertanyaan bagi kita semua, mengapa BMI di Ponorogo harus muncul disini?

“Munculnya BMI di Ponorogo, karena rasa keprihatinan kita, atas kemerosotan dari hasil Pemilu Legislatif tahun 2019 kemarin,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Cholik sapaan akrab suami Lisdyarita Pengusaha sukses ini mempunyai pemikiran seperti pemikiran dari Bung Karno yakni anti Kemiskinan, anti Kebodohan dan anti penjajahan.

Mendasari arti dari kemiskinan lanjut Cholik, kemiskinan itu harus sejahtera khususnya masyarakat Ponorogo. Artinya, Kita harus mempunyai pola pikir dan strategi ekonomi.

“Kita harus bisa menggali potensi dan usaha yang ada di Ponorogo. Ini akan menjadi peluang pelaku usaha yang ada di Ponorogo sendiri untuk kesejahteraan Kita. Dan sejahtera ini perlu adanya komunikasi dan gotong royong semua pihak,” jelasnya.

Dikatakan, kita tidak bisa bekerja sendiri karena masyarakat kita kadang-kadang inginnya instan, cepat tapi tidak memikirkan bagaimana tentang sistem ekonomi itu sendiri.

Kemudian anti kebodohan yakni sumber daya Manusia (SDM) yang harus kita siapkan menghadapi adanya pasar bebas.

“Bila SDM kita tidak kuat, kita akan jadi apa? Ketahanan pangan harus dipertahankan semuanya, maka SDM harus Kita siapkan. Kalau tidak, maka Kita akan terlindas pada saat pasar bebas nanti,” terangnya.

Selanjutnya terkait anti penjajahan dan veodalisme, Cholik menjelaskan kedaulatan rakyat, kita harus mandiri tidak boleh adanya ketergantungan dengan pemerintah.

“Kalau semua mengatakan gotong royong, maka BMI di Ponorogo harus mengadakan gotong royong. Gotong royong harus dijalankan di Ponorogo. Bisa diibaratkan, satu lidi tidak berguna, namun bila jutaan lidi dipundak Kita, maka bisa mengangkat jutaan ton yang ada dipundak kita,” tegasnya.

Menurutnya, BMI di Ponorogo itu harus mempunyai kemandirian. ‘Kita harus bisa mandiri di kaki bumi Reyog yang Kita cintai ini. Nanti, waktu yang akan membuktikan. Dan yang menilai bukan kita, tapi masyarakat, fakta nanti yang akan mengatakan,” tandasnya.

Cholik juga menegaskan, kepada seluruh pengurus BMI, kita semua wajib menang, wajib sukseskan Jokowi-KH. Ma’ruf Amin Presiden dan Wakil Presiden Kita.

“Kemudian Kita tak lupa mengingatkan kembali yakni Pancasila, karena Pancasila-lah yang menjadi pemersatu kita semua,” tegas Cholik. (mny/as)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here