KAUMAN, Media Ponorogo – Semangat pelestarian budaya tak pernah pudar dari SMK Pusat Keunggulan SMK PGRI Somoroto.
Dalam upaya mendukung dan memajukan Grebeg Tutup Suro Bantarangin, SMK Industri Berbasis Pondok Pesantren ini tampil all out.
“Dalam setiap langkah, SMK PGRI Somoroto berkomitmen untuk melestarikan budaya. Kami berperan aktif dalam setiap aspek kegiatan ini,” ungkap Deky Susanto, ST selaku Kepala SMK PGRI Somoroto.
Tak hanya sekedar dukungan, SMK yang berlokasi di Jalan Prenggondani Somoroto ini juga turut serta dalam setiap tahapan acara hingga puncak kegiatan di Kulon Kali.
“Dari buceng porak, bedol pusoko, hingga kirab budaya, kami berada di garis terdepan untuk mendukung acara ini,” tambahnya.
Lebih dari 90 siswa SMK PGRI Somoroto terlibat dalam acara ini. Mereka turut serta sebagai prajurit, lengkap dengan pakaian tradisional yang memukau.
Para siswa juga turut serta sebagai pengawal kirab pusaka, bersama dengan Taruna-Taruni dan OSIS sekolah.
Pada penutupan Grebeg Tutup Suro Bantarangin, SMK PGRI Somoroto turut serta dalam peran penting, menampilkan tokoh Bupati Somoroto Kedua yang menaiki kereta kuda.
Tak hanya itu, acara ini juga menampilkan kesenangan modern anak muda, dengan nuansa sound horeg yang menarik perhatian.
Antusiasme masyarakat Kutho Kulon terhadap acara ini sangat tinggi, banyak yang memberikan pujian atas kontribusi luar biasa dari SMK PGRI Somoroto dalam mendukung acara budaya tersebut.
Deky menegaskan, partisipasi SMK PGRI Somoroto dalam pelestarian budaya Bantarangin bukan hanya sekedar dukungan, namun juga bagian dari upaya memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik.
“Karena budaya mengandung unsur pendidikan karakter yang luar biasa yang tercermin dalam kurikulum merdeka P5,” sebutnya.
Oleh karena itu, keikutsertaan siswa dalam kegiatan pelestarian budaya ini memiliki nilai pendidikan karakter yang tinggi.
“Kami percaya bahwa budaya memiliki peran penting dalam membentuk karakter yang luar biasa,” ujarnya.
Dengan mengenalkan budaya dan leluhur kepada siswa, SMK PGRI Somoroto berharap nilai-nilai tersebut akan terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
“Kami berharap bahwa tradisi Grebeg Tutup Suro Bantarangin dan kekayaan budaya Ponorogo secara keseluruhan akan terus dijaga, sehingga Ponorogo dapat menjadi kabupaten yang religius dan berkarakter melalui pelestarian budaya,” tutupnya. (mas)
