JETIS, Media Ponorogo – Konsistensi SMPN 1 Jetis membina siswa dalam kelas riset dan teknologi membuahkan hasil. Selain melahirkan siswa yang genius juga menorehkan prestasi yang luar biasa.
Terbaru, pelajar SMP Negeri yang dipimpin Sudarto, S.Pd, M.Pd itu memborong 3 medali sekaligus Tingkat Se Jawa Bali.
Bahkan, tim SMPN 1 Jetis dinobatkan sebagai Juara Umum Lomba Teknologi Crescenta (Competition and Creation of Technology for Modern Science Application) yang digelar MAN 1 Surakarta, Sabtu 9 September 2023.
Prestasi pertama, dipersembahkan Wafida Zahwa Sayyida kelas 9 H Nadindra Bianca Lituhayu 9G. Keduanya menjadi juara 1 lomba teknologi tepat guna crescenta berkat temuan bernama ARIKA (Alat Pensteril Kaki Berbasis Pedal).
Wafida Zahwa Sayyida menerangkan, alat ini dibikin sebagai solusi untuk mensterilkan dan memimimalisir bau kaki.
Sehingga siswa bisa fokus dan konsentrasi ketika belajar di laboratorium yang mengharuskan melepas sepatu.
Prestasi kedua, diraih oleh Makayla Dhisa Cahya Esperanza dan Galuh Lukita Hapsari. Kedua siswi ini menyabet juara 1 Lomba Projek Inovasi Crescenta.
Yakni lewat sebuah temuan berjudul RODA DIGAME (Robot Dragon Dice Game Edukatif untuk Meningkatkan Pemahaman Berhitung Pada Anak Inklusi).
Makayla Dhisa Cahya Esperanza menyebutkan, inspirasi karya yang luar biasa ini karena ingin membantu siswa yang berkebutuhan khusus.
Terutama anak slowler dan disleksia yang sulit memahami bilangan dan operasi bilangan.
Kemudian, keduanya bertekad membuat robot dan merakit papan bilangan yang menyerupai angka kalkulator.
Setelah diuji cobakan, ternyata robot ini dapat menjadi media belajar yang membantu siswa tersebut. “Mereka merasa terbantu dan menemukan cara bermatematika dengan menarik,” ungkapnya.
Prestasi ketiga, SMPN 1 Jetis menjadi juara 2 lomba projek inovasi crescenta yang ditorehkan oleh Levina Aulia Desitasari dan Hanung Latif Priambodo.
Kedua siswa dan siswi ini kompak membikin alat bernama AUTOCRAT (Automatic Rainwater Tank berbasis raindrop sensor terintegrasi IOT _Internet of thinks_ sebagai Rainwater Harvesting dalam upaya penghematan air tanah).
Levina Aulia Desitasari menerangkan, alat ini lahir sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kondisi air yang merupakan sumber kehidupan sehari-hari. Mulai minum, mandi, hingga mencuci.
Namun karena pertumbuhan penduduk meningkat maka kebutuhan air tentu semakin bertambah.
Ditambah lagi alih fungsi lahan menjadi perumahan membuat air hujan tidak terserap tanah. Sehingga terbuang sia-sia. Ini tentu membuat kekeringan di masa mendatang. “Maka kami berinisiatif membuat alat ini untuk penghematan air,” sebutnya.
Sementara itu, Dwi Sujatmiko, S.T. selaku pembina mengaku bersyukur anak didiknya terus menorehkan prestasi di bidang teknologi.
Menurutnya, hal ini tidak lepas dari konsistensi sekolahnya membina siswa dalam kelas riset. “Ini bukti konsistensi,” tegasnya.
Dalam ekstra riset ini siswa rutin latihan seminggu sekali setiap pulang sekolah. “Disitu anak diberi ruang untuk meneliti dan uji coba,” sebutnya.
Pihaknya juga konsen melakukan bimbingan dan motivasi di kelas khusus riset. “Anak mencari permasalahan yang dapat dipecahkan lewat tekhnologi,” sebutnya.
Sehingga Miko sapaan akrabnya optimis regenerasi siswa berprestasi tidak akan pernah putus.
“Tentu regenerasi akan muncul untuk terus melanjutkan prestasi yang diraih kelas riset. Seperti yang diraih kakak kelasnya,” pungkasnya. (mas)