PONOROGO – Festival Reyog Jazz yang digelar di atas telaga Ngebel dipastikan meriah, Sabtu siang (12/10/2019).
Selain untuk mengenalkan destinasi wisata andalan Ponorogo di mata dunia, kolaborasi musik jazz dengan tradisional reyog ini dinilai unik dan spektakuler.
“Reyog jazz ini beda dan keren. Karena mampu mengkolaborasikan musik jazz dan seni tradisi reyog,” ungkap Managing Directur Festival Reyog Jazz Agus Setiawan Basuni saat konferensi pers reyog jazz di Taman Sukosewu Desa Sukorejo.
Bahkan berkat konsistensi Ponorogo menggelar Reyog Jazz ini Agus berani menyebut Ponorogo adalah ibu kotanya jazz.
“Jazz ini lahir di Amerika dan berkembang. Dan Ponorogo adalah ibu kotanya Jazz,” ungkapnya.
Menurutnya, ibu kota jazz julukan bagi Ponorogo ini tidak berlebihan. Karena di bawah bupati Ipong, Ponorogo konsisten menggelar jazz.
“Ponorogo konsisten. Saya yakin mampu tinggal seberapa cepat,” ujarnya.
Reyog jazz di Ponorogo ini menurutnya beda dari festival jazz di tempat lain. “Ponorogo tiba-tiba pusat perhatian karena keunikan Reyog Jazz ini beda dengan festival jazz yg lain,” sebutnya.
Uniknya, kata Agus, Reyog Jazz tidak sekadar membawa jazz digelar di tepi telaga. Lebih dari itu menyajikan musik dan penari reyog.
Bupati Ponorogo Drs. H. Ipong Muchlissoni siap menjadikan reyog jazz sebagai agenda tahunan. Bahkan, pemkab sudah menjadwalkan pelaksanaan reyog jazz tahun 2020.
“Tahun ini Reyog Jazz kedua, mudahan setiap tahun diadakan lagi. Insyaallah tanggal 10 Oktober 2020 reyog jazz ketiga,” sebutnya.
Bupati Ipong berharap event reyog jazz ini mampu mengenalkan kabupaten Ponorogo di tingkat nasional dan internasional. (as)
