PONOROGO – Duta wisata yang maju sebagai perwakilan kecamatan atau sekolah pedesaan ternyata tak kalah dengan peserta dari sekolah favorit perkotaan.
Terbukti dalam pengumuman 10 besar ajang Pemilihan Duta Cilik Thole Gendhuk Ponorogo Tahun 2019 ini didominasi wakil dari wilayah pinggiran.
“Lebih banyak pinggiran meskipun sekolah favorit juga ada,” ungkap Farida Nuraini S.Sos Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Dinas Pariwisata.
Menurutnya, persebaran ini tentu berbeda dengan seleksi Thole Gendhuk tahun sebelumnya. “Kalau dulu didominasi dari kota walaupun pemenang Tholenya dari kecamatan Slahung,” sebutnya.
Farida menilai fenomena ini tergolong positif. “Minimal ada kesadaran yang tinggi dari teman-teman di luar kecamatan kota untuk berpartisipasi dalam ajang ini,” sebutnya.
Disamping itu, lanjut Farida, ajang ini bisa dijadikan sebagai pelecut daerah pinggiran untuk berkompetisi. “Dan ternyata adik-adik di pinggiran juga tidak kalah pintarnya dengan adik-adik yang dari kota,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan Media Ponorogo, untuk Thole misalnya, perwakilan dari kecamatan dan sekolah pedesaan menghiasi nama-nama 10 besar finalis. Mulai dari Kecamatan Ngebel, Siman, sampai Balong.
Seperti salah satunya yakni Bagas Ramadhani MP peserta nomor 113 perwakilan dari kecamatan Ngebel.
Tak mau kalah, finalis Gendhuk juga berisi nama-nama yang berasal dari sekolah pedesaan. Seperti seperti SDN 1 Bancangan, Wonoketro, Pulung, dan Singkil Balong.
Farida mengakui pihaknya harus bekerja ekstra keras menentukan yang terbaik. Hal ini karena kemampuan 10 pasang finalis ini rata-rata seimbang.
“Secara spesifik masing-masing finalis mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan mereka hampir bisa dipastikan imbang. Kecuali yang talenta. Kita harus lebih jeli mengamati satu persatu,” pungkasnya.
Para finalis ini bakal berlaga hingga malam Grand Final Pemilihan Duta Wisata Cilik Thole Gendhuk 2019 pada 28 Agustus mendatang di Atrium PCC Mall. (as)
