PONOROGO – SMPN 2 Ngrayun mampu membuktikan diri mesti sekolahnya berada di pinggiran namun mampu berkiprah di ajang berkelas internasional.
Buktinya, SMPN 2 Ngrayun yang dinahkodai Mistono, S.Pd, M.Pd dipercaya Dinas Pariwisata Ponorogo untuk tampil dalam Ponorogo International Mask and Folklore Festival (PIMFF) 2019.
SMPN 2 Ngrayun berkesempatan menampikan musik tradisi berjudul Sang Martopuro disela-sela tampilan dari delegasi tujuh negara, Minggu (28/7/2019).
Meski cuma dimainkan 5 personil, namun suguhan SMPN 2 Ngrayun yang tampil sebagai pembuka mengundang cedak kagum wisatawan mancanegara maupun masyarakat Ponorogo yang memadati Panggung Utama Alon-Alon.
“Musik ini dimainkan hanya 5 personil. Bahkan tadi terbukti satu anak bisa memainkan 3 alat musik sekaligus,” ungkapnya.
Mistono, S.Pd, M.Pd mengaku bangga meskipun sekolah yang ada di pinggiran bisa mensejajarkan diri di bidang prestasi dengan sekolah yang ada di kota bahkan bisa membaur dengan seniman dari manca negara. “Ini membuktikan kalau generasi muda Indonesia khususnya Ngrayun bisa melestarikan budaya bangsa,” ungkapnya.
Dipilihnya SMPN 2 Ngrayun memang bukan tanpa alasan. Salah satunya yakni prestasinya di bidang seni budaya.
“Kebetulan tahun ini SMPN 2 Ngrayun juara pertama FLS2N tingkat kabupaten dan nanti bulan september mewakili ponorogo ke tingkat provinsi Jawa Timur,” sebutnya. Bahkan, tercatat sudah dua kali sekolah ini mewakili kota reyog maju di provinsi.
Mistono menegaskan, SMPN 2 Ngrayun memang komitmen mengembangkan semua bakat minat siswa sampai berprestasi.
Tidak hanya musik tradisi namun juga menggali potensi seni anak melalui karawitan, reyog mini, dan tari serta olahraga.
Selain unggul di bidang seni, SMPN 2 Nrayun juga tetap menyeimbangkan dengan prestasi akademik.
“Kemajuan di bidang prestasi SMPN 2 Ngayun utamanya bidang non akademik dan bisa bersaing dengan sekolah perkotaan yang notabane incaran masyarakat,” pungkasnya. (asr)
