TUGUREJO,SLAHUNG (MP) – Pemerintah Desa Tugurejo bersama warga, BPBD, rapi, tagana des, babinsa, polri mengadakan gotong royong membongkar dua rumah terdampak tanah gerak Desa Tugurejo Dukuh Krajan Rt 01/03 Kecamatan Slahung Ponorogo, Senin (12/02). Rumah milik Warno bersama 4 anggota keluarga yang menempati, menjadi rumah yang ke 18 dirobohkan akibat tanah gerak dengan cara swadaya gotong royong.
Melihat keadaan rumah warganya yang memprihatinkan, pihaknya terpaksa membongkar rumah itu satu persatu secara swadaya. “Hari ini Kita bersama warga dan tagana desa membongkar dua rumah, untuk dipindahkan ketempat yang lebih aman. Ada 100 orang lebih mengadakan gotong royong, ” ujar Siswanto kades Tugurejo. Dia juga menjelaskan, bencana tanah gerak diwilayahnya terjadi sejak tahun 2014, sampai sekarang masih terus ada dan merusak bagunan rumah warga.
Siswanto juga mengatakan, sampai hari ini sudah 18 rumah kita robohkan dari total 36 rumah yang ada dilokasi tanah gerak. Karena rumahnya sudah rusak parah dan tidak layak dihuni. Sebenarnya, sisanya yang 18 rumah yang masih bertahan tersebut juga menghendaki segera pindah. Tapi mereka terpaksa masih ditempati lantaran belum ada biaya.
“Menunggu bantuan dari Pemerintah Daerah sampai hari ini belum turun, ya apa boleh buat, Kita bersama warga mengadakan swadaya sendiri. Mereka kita pindahkan ketempat yang lebih aman, dan tanahnya beli sendiri,” tambah Siswanto.
Pihaknya juga sudah mengusulkan bantuan relokasi untuk warganya. Namun, hingga saat ini belum ada hasilnya. Sejak kondisi tanah gerak semakin parah akhir 2016 kemarin, warganya baru mendapatkan bantuan uang tunai Rp 3 juta per KK.
“Kemarin untuk warga terdampak mendapatkan bantuan dana Rp. 3 juta per KK. Bantuan ini sudah diberikan satu tahun yang lalu,” terangnya. Semua itu kita lakukan, karena kondisi tanah gerak sampai hari ini masih terus ada. Bahkan kondisinya semakin parah, warga semakin ketakutan.
Harapan kita sampai hari ini masih menungu-menunggu dari dinas terkait, katanya mau diusahakan relokasi. “Sampai hari ini belum ada titik terang, hanya itu permintaan kita. Kalau bisa warga dibantu biaya relokasi dan dibantu membeli lahan untuk rumah,” tukasnya. (mny)