PONOROGO (MP) – Olah Raga Seni Bela Diri Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) Cabang Ponorogo menggelar uji kenaikan tingkat (UKT) dari sabuk Putih, Kuning dan Hijau, sejumlah 605 siswa. Acara ujian kenaikan sabuk diawali dengan upacara, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan dilanjutkan pembacaan sumpah dan janji Jiu Jitsu.
Acara rutin empat bulan sekali itu dihadiri oleh Ketua Umum IJI Cabang Ponorogo, Muryanto, S.Ip. DAN VI, Sekretaris IJI, Supeno, S.Pd . DAN II, seluruh jajaran pelatih dan siswa yang dilangsungkan di Lapangan Nongkodono Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo, Minggu (09/12).
“Agenda rutin dari IJI Cabang Ponorogo, dimana setiap 4 bulan sekali mengadakan ujian sabuk warna. Dari sabuk putih, kuning dan ijo,” ujar Muryanto, sabuk merah-putih Dan VI selaku Ketua Umum IJI Cabang Ponorogo.
Ia juga menjelaskan, kalau kenaikan sabuk (ikat pinggang) warna orange dan biru menjadi ranahnya Propinsi, dan untuk sabuk hitam, Dan IV keatas menjadi ranahnya pusat. “Ujian kali ini Saya sangat bangga karena siswanya lebih banyak dari sebelumnya. Ini menunjukkan IJI Cabang Ponorogo, bisa diterima masyarakat khususnya di Kabupaten Ponorogo,” terang Muryanto yang juga sebagai anggota DPRD Ponorogo.
Lebih lanjut Kang Mberu sapaan akrabnya itu juga optimis IJI Cabang Ponorogo akan terus berkembang semakin besar. “Harapan Saya, kedepan Ju-Jitsu Cabang Ponorogo semakin besar dan disenangi masyarakat Ponorogo. Sudah terbuka bagi siswa-siswa baru, dimana berbagai kejuaraan mulai tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional dan Internasional pasti semua kenal Ju-Jitsu,” katanya.
Selain itu, IJI Cabang Ponorogo bisa diterima disemua instansi mulai dari lembaga pendidikan, kantor pemerintahan, dan masyarakat di Ponorogo. Semua sudah bisa memahami olah raga Ju-Jitsu. ”Ju-Jitsu ini bisa diterima dimana saja, disekolah, masyarakat umum bahkan dikalangan orang tua. Karena Jit-Sju memiliki jurus-jurus sendiri, mulai dari anak kecil, petarung, khusus orang tua, berupa gerak pisik atau pernapasan,” imbuhnya.
Dikatakan, dalam sumpah dan jajinya seorang jitsu tidak boleh memiliki sifat arogan dan sombong. “Seorang Ji-Jitsu, walaupun pisiknya sudah mapan, tidak boleh sombon. Boleh digunakan, kalau dalam keadaan terpaksa dan mengancam jiwa kita. Yang lebih penting sebenarnya anak perempuan, dimana banyak berita kita dengar kekerasan pada anak perempuan baik disekolah, perguruan tinggi atau diluar negeri. Dengan dibekali Jitsu, Saya yakin anak-anak perempuan akan sulit untuk dikalahkan,” jelasnya.
Sementara itu Sekretaris IJI Cabang Ponorogo Supeno, S.Pd. DAN II dan selaku ketua panitia UKT mengatakan, olah raga seni bela diri Ju-Jitsu Cabang Ponorogo mengadakan Ujian Kenaikan Tingkat sabuk yaitu dalam satu tahun diadakan selama tiga periode yakni bulan April, Agustus dan bulan Desember.
“Ini merupakan periode terakhir menyongsong persiapan kejuaraan-kejuaran di tahun 2018. Hari ini mengadakan ujian materi yang telah diprogramkan oleh IJI Ju-Jitsu pusat Jakarta,” ujarnya. Ia juga menambahkan, ujian yang kila laksanakan lebih ujian tehnik. Setelah ini akan dilakukan ujian pisik dimasing-masing tuju.
Dikatakan, ujian kenaikan sabuk kali diikui oleh 605 siswa dari dari 38 dojo (tempat latihan) yang tersebar se Kabupaten Ponorogo. “Harapan Saya dengan ujian ini, kualitas dari Ju-Jitsu di Ponorogo yang sudah diakui Dunia akan muncul bibit-bibit atlit yang bisa tampil dikancah Nasional maupun Internasional,” tukasnya. (mny)