PONOROGO (MP) – Jangan ragu dacn takut menggunakan Dana Desa. Walaupun saat ini ada puluhan instansi yang mengawasi penggunaan DD, yakni mulai dari KPK, BPK, Kepolisian sampai paling bawah masyarakat. Hal itu dilontarkan Kades Bringinan Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Barno, SH, saat ada kunjungan kerja study banding terkait pelaksanaan implementasi siskuides penggunaan DD, 25 Kades se- Kecamatan Loan Kabupaten Kartanegara Kalimantan Timur di Desanya, Sabtu (04/11).
“Jangan ragu dan takut saat menggunakan Dana Desa. Sing nginceng awak e dewe ki yen tak etung ada rolas. (yang mengawasi kepala desa, kalau kita hitung ada 12 lembaga) ditambah masyarakat,” ujar Kades Barno. Dia juga mengatakan, kalau saat ini kepala desa itu Saya ibaratkan ancik-ancik pucuk e ri.
Dikatakan, kalau pihaknya sebagai Kepala Desa di Desa Bringinan tak takut sedikitpun dengan pengawasan yang superketat itu. “Saya yakin, kalau kita sebagai kepala Desa dalam menjalankan DD tetap pada koridor dan aturan, kenapa harus takut? Tetap pada prosedur aturan yang berlaku, ini menjadi kunci kita dalam penggunaan DD,” terang mantan ketua DPC PDI Perjuangan Kecamatan Jambon ini.
Menurutnya, kalau kita semua kepala Desa seandainya sudah melaksanakan DD sesuai dengan aturan dan petunjuk undang-undang kok masih disalahkan, itu adalah nasib kita kalau harus berurusan dengan hokum.
“Saya sering bersuara lantang di group WA kepala Desa, jangankan KPK yang mengawasi, Saya hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat itu lontaran ini saya sampaikan ketika pertemuan dengan mantan satgas KPK Bibit Slametriyanto. Jangan sampai kepala Desa ibaratnya, masuk dalam kelinci percobaan, sehingga kita tidak bisa mengelola DD ini,” tegas Barno yang juga mantan TKI ini.
Lebih lanjut direktur pupuk organic Star Baruno ini juga mengajak semua Kepala Desa untuk selalu menjalin hubungan dan kerjasama sesame kepala desa dalam menggunakan DD. Sejak tahun 2015 kemarin, sudah diajarkan system siskuides.
“Dulu awalnya, kita tidak percaya sama system siskuides, karena akan memperlambat pekerjaan. Ternyata setelah kita laksanakan system siskuides ini, kita jadi kecanduan. Di Ponorogo tahun 2014 siskuides sudah dikenalkan kepada kepala desa, tahun 2015 kita laksanakan system ini, ternyata hasilnya sangat luar biasa. Kades sangat terbantu, karena mulai dari perencanaan, pelaksanaan, peng SPJ an atau pelaporan, cukup mudah, kita hanya cukup mencari kwitansi,” pungkasnya. (mny).