PONOROGO (MP) – Ratusan mahasiswa Akademi Keperawatan(Akper) Pemkab Ponorogo yang tergabung dalam Ikatan Alumni Akper Ponorogo (IKAAP) menggelar demontrasi damai didepan Pemkab Ponorogo , Jum’at (27/10).
Aksi damai aliansi mahasiswa dan alumni Akper pemkab terkait permohonan aset seluas 1,4 hektar, lokasi dijalan Cipto Mangunkusumo, kelurahan Keniten kecamatan Ponorogo (tanah exs RSUD) untuk syarat marger ke Poltekes Malang dan Pengembangan Prodi Keperawatan.
Aksi damai diawali dengan mengadakan Istighosah di Masjid Agung, kemudian dilanjutkan berjalan memutar aloon-aloon Ponorogo dan berhenti di depan kantor Bupati Ipong Muchlissoni mengadakan orasi. Diikuti alumni Akper dan mahasiswa Akper, aksi damai dilakukan sebagai bentuk protes terhadap keputusan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni yang tidak mau melepas aset berupa lahan bekas RSUD dr Harjono.
Mahasiswa dan alumni kampus tersebut khawatir, ke depan Akper Pemkab akan ditutup akibat kebijakan bupati itu. “Aksi hari ini adalah upaya kami untuk mengetuk hati Pak Bupati agar mau mengubah keputusannya, dan membantu kami, mensuport agar Akper Ponorogo ini bisa marjer dengan poltekes Malang,” kata Ketua Senat Mahasiswa (Sema) Akper Pemkab, Eqi Mahmud Amrizal.
Eqi juga menambahkan, keputusan bupati itu tidak hanya berdampak pada gagalnya rencana penggabungan Akper Pemkab dengan Politeknik Kesehaatan (Poltekkes) Malang. Tapi juga pada mahasiswa maupun alumni kampus yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, Keniten tersebut. “Kita memohon Pemkab Ponorogo dan semua elemen untuk mendukung agar Akper Pemkab bisa marjer dengan Poltekes Malang,” tambahnya.
Dalam aksi itu 5 perwakilan diterima di ruang asisten 3 digedung Lantai 8. Dari pertemuan itu diterima Taufiqurrahman selaku Asisten 3 Bupati Ponorogo, dari Dinkes dan 5 perwakilan mahasiswa dan alumni. Aksi damai ditutup dengan sujud syukur didepan Paseban dan berakhir jam 11.00 WIB. (mny)