Home Headline Jas Merah: Mbah Pir Ingatkan Perjuangan Mendirikan SMK PGRI 2 Ponorogo

Jas Merah: Mbah Pir Ingatkan Perjuangan Mendirikan SMK PGRI 2 Ponorogo

0
Dari Kursi Roda, Mbah Pir Semangati Keluarga Besar SMK PGRI 2 Ponorogo di Halal Bihalal.

KOTA, Media Ponorogo – HS. Pirngadi, BA, pendiri dan penjamin mutu SMK PGRI 2 Ponorogo (Sterida), memberikan pesan penuh makna dalam acara Halal Bihalal sekolah tersebut, Selasa (8/4/2025).

Meski hadir dengan kursi roda, semangat Mbah Pir – sapaan akrabnya – menyentuh hati seluruh hadirin.

Beliau merasa terharu melihat perkembangan pesat sekolah yang dirintisnya 41 tahun silam, yang tak hanya mencetak banyak tamatan langsung kerja, tetapi juga mampu mensejahterakan para guru dan karyawannya.

“Sekolah iki ora nyugihi tapi nguripi,” ungkap Mbah Pir, mengungkapkan filosofi di balik keberhasilan Sterida.

Beliau yang menjabat sebagai kepala sekolah selama 31 tahun (1984-2015) – hampir sama dengan masa kepemimpinan Presiden Soeharto – menceritakan perjalanan panjang Sterida.

Dari tujuh orang yang merintis sekolah ini, kini hanya tersisa dua orang, yaitu beliau dan Pak Marjuki.

Dalam Halal Bihalal tersebut, Mbah Pir mengingatkan pentingnya menghargai sejarah.

Menurutnya, orang yang menikmati rindangnya pohon, jarang yang bertanya siapa yang menanamnya.

“Tiyang niku nek ngiyup neng sor wit sing rembayong arang sing sok takok, sopo yo sing nandur wit iki. Okeh-okehe mung muni menakmen kur ngunu, tekok sing nandur sopo yo ora,” katanya penuh makna.

Beliau mengutip pesan Bung Karno, “Jas Merah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah),” mengajak seluruh civitas akademika untuk selalu mengingat asal-usul dan perjuangan membangun Sterida.

Boleh menikmati hasil, tetapi jangan lupa menanyakan siapa yang telah menanam pohon tersebut.

“Jas Merah ojo pisan-pisan ninggalne sejarah. Yo oleh ngiyop tapi yo takok o sopo sing nandur disik. Najan Sekolah ora nyugihi tapi nguripi,” ujarnya lagi.

Mbah Pir juga menceritakan perjalanan Sterida yang tidak selalu mulus.

“Jalannya tidak selalu mulus seperti jalan beraspal, tetapi berkelok-kelok, naik turun, dan penuh tantangan,” tuturnya.

Namun, berkat kerja keras dan izin Tuhan, Sterida mampu melewati semua rintangan tersebut.

“Alhamdulillah, sejak 1984 hingga 41 tahun kemudian, Tuhan selalu memberikan jalan yang baik,” ucapnya syukur.

Beliau berpesan agar para guru dan karyawan menjaga kekompakan dan kerukunan.

“Pesan kulo neng kene kabeh, glatik tunggal sak gowok, nek sitok thik yo thik kabeh kudu mun thik. Ojo enek seng muni thek utowo thok,” tegasnya.

Beliau menekankan pentingnya satu komando dan kerja sama yang solid.

“Kulo nyuwun sageto rukun. Amergi rukun agawe santoso crah agawe bubrah. Rukun rejeki teko. Crah adoh ko rejeki,” tegasnya.

“Kulo nyuwun sayuk sakyeg saeko kapti. Nek kancane madep ngalor kabeh yo ngalor ojo ngulon utowo ngetan timbang ditokne soko barisan. Kudu satu komando,” tambahnya.

Mbah Pir juga mengingatkan bahwa Sterida menerapkan disiplin yang tinggi. “Siapapun yang bekerja di sini harus patuh pada aturan sekolah,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here