PADA abad ke tujuh di Saudi Arabia bangkit sebuah gerakan agama baru yakni agama Islam. Islam bukan hanya sekedar membangun kerohanian tetapi juga sebuah negara, sebuah imperium. Islam berkembang sebagai gerakan keagamaan dan politik yang di dalamnya agama menyatu dengan negara dan masyarakat.
Kepercayaan seorang muslim, bahwa Islam mengemban keimanan dan politik bersumber pada wahyu Ilahi yakni al-Quran dan as-Sunnah. Sehingga Kepercayaan itu tercermin dalam ajaran Islam dan perkembangan politiknya. Islam hadir sebagai pemersatu bangsa, menghapus segala bentuk kesukuan atau kelompok masyarakat tertentu.
Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir memberikan al-Quran sebagai himpunan wahyu Ilahi yang berisikan tentang kebenaran Allah dalam bentuk kitab suci yang terakhir dan sempurna.
Al-Quran menjadi google map bagi manusia untuk mengarahkan jalan yang benar sesuai perintah Allah. Aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, atau politik tidak akan gagal ketika mengikuti petunjuknya. Al-Quran adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Rasul Muhammad saw, yang mana isinya tidak ada yang diragukan kebenarannya (QS.2:2).
Masyarakat muslim adalah alat azasi bagi pelaksanaan kemauan Allah. Al-Quran dan keteladanan nabi serta masyarakat muslim memberikan bukti nyata akan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Orang-orang yang menerapkan konsep al-Quran dengan sebenar-benarnya tidak akan tersesat dalam mencapai tujuannya.
Sebelum datangnya Islam, solidaritas kesukuan masyarakat Arab merupakan ikatan sosial yang paling azasi. Walau bagaimanapun Islam menggantinya dengan masyarakat yang anggotanya berdasarkan keimanan yang sama, sebagai ganti ikatan darah.
Perasaan keagamaan yang menggantikan afiliasi kesukuan menjadi basis masyarakat Islam. Kewajiban dan keharusan kehidupan seseorang muslim berlaku prinsip keadilan, baik yang berupa imbalan maupun siksaan berlaku untuk semua tanpa memandang pangkat, kedudukan, suku, ras, jenis kelamin.
Kebenaran VS Kebatilan
Dan katakanlah “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS.17:81).
Peristiwa Pilkada serentak telah usai dan masyarakat tetap kondusif, mengapa? Kebenaran itu telah jelas dan kebatilah juga telah jelas.
Hanya orang-orang yang beriman mereka mampu membedakan yang benar dan yang batil. Sementara masih ada orang yang menganggap kebenaran dapat dibeli dengan uang.
Anggapan itu tidak terlalu salah jika berada pada orang-orang yang tidak memiliki keimanan sejati. Tapi ingat bahwa Indonesia mayoritas penduduknya memiliki agama dan agama dijadikan barometer untuk menilai kebenaran sejati. Sehingga politik uang tidak menjadi jaminan dapat menggantikan sebuah kebenaran sejati.
Keimanan yang kuat tidak bisa tergoyahkan oleh harta, tahta, dan wanita, walaupun ketiga hal itu merupakan tujuan hidup di dunia bagi kebanyakan manusia. Bilal merupakan bukti nyata yang dapat diambil pelajaran bagi muslim sejati.
Di saat Bilal menjadi salah satu pendukung utama gerakan dakwah Nabi untuk menyebarkan Islam tidak gentar dengan iming-iming harta dan jabatan oleh kaum kafir.
Meski Bilal disiksa dan ditelentangkan di padang pasir serta ditindih dengan batu pun tidak menggoyahkan niatnya untuk meng-Esakan Tuhan dan membela perjuangan Nabi. Itulah keimanan yang ada pada sosok Bilal.
Tuhan memerintahkan umat Islam mengajak orang lain kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang makruf, dan mencegah pada kemungkaran, agar mendapatkan keuntungan dari Allah (QS. Ali Imran 104). Di saat umat Islam telah menyatukan niat, menyamakan tujuan, dan melakukan aksi bersama untuk menegakkan perintah Allah, tidak ada yang mampu mengalahkannya.
Muhammad sebagai utusan Allah mempu menghancurkan bangunan tradisi kesukuan di Arab yang sangat kokoh. Segala bentuk penindasan dan ketidakadilan dapat diubah menjadi dalam waktu sekejab atas petunjuk Ilahi. Kehadiran Rasulullah mampu menghapus segala bentuk kesukuan, dan menyatukan umat Islam berdasarkan pada keimanan yang sama, terbukti mampu menjadikan Arab menjadi negara kesatuan yang mendasarkan pada hokum yang benar.
Muhammad dikenal sebagai sosok yang dikenal sangat jujur dan transparan sehingga beliau memperoleh gelar al Amin. Kejujuran Nabi Muhammad menjadi perekat daya tarik Masyarakat Makkah.
Walaupun masih banyak orang yang tidak setuju karena merasa terancam eksistensinya, namun semengat Muhammad tidak pernah surut. Di saat Muhammad berusia 40 tahun menerima wahyu pertama kali di malam penuh kemuliaan (Q.S. 97:1-5). Selanjutnya wahyu Allah selalu menyertai beliau selama berjuang menegakkan kebenaran hingga akhir hayatnya.
Di saat Muhammad menjadi ejekan dan penghinaan masyarakat Arab maka Muhammad diundang oleh masyarakat Yasrib yang sedang mengalami perselisihan antar suku.
Muhammad datang untuk mendamaikannya. Ia melakukan konsolidasi politik dan membangun sebuah negara berdasarkan petunjuk kenabian. Dan mengubah kota Yasrib menjadi kota baru bernama Madinah al-Munawarah. Dalam masyarakat kota baru itulah Nabi Muhammad menjadi pemuka politik di samping sebagai pemuka agama.
Dalam sepanjang tahun perilaku Muhammad menunjukkan sikap yang istimewa, meiliki akhlak yang terpuji, mengharmati dan menghargai kaum alit, bersikap jujur, adil, dan bijaksana.
Kepemimpinan beliau membuat hidup masyarakat merasa aman, damai, dan sejahtera. Itulah sebabnya kepemimpinan Rasulullah dipertahankan rakyat dan mampu memperkokoh posisinya sebagai pemuka di kota Madinah.
Di bawah bimbingan Muhammad nilai nilai Islam di Madinah makin mengkristal sebagai dasar keimanan dan dijadikan sebagai sistem sosio politik.
Melalui hubungan diplomatik masyarakat muslim semakin meluas dan membentuk hegemoninya di Arabia Tengah. Makkah dikuasai dan suku-suku Arab disatukan dalam bentuk kesatuan politik dalam bentuk persemakmuran Arab dengan ideologi yang sama di bawah kekuasaan pusat, tunduk pada aturan hokum, dan negara dalam kondisi aman, damai, dan sejahtera. Wallahu a’lam. (***)