KOTA, Media Ponorogo – Semarak HUT Ke-35 SMAN 3 Ponorogo, atau yang akrab disapa SMAGA, diwarnai dengan gelaran Smaga Culture Carnival (SCC) yang penuh warna dan kreativitas.
Acara yang digelar pada Rabu (11/9/2024) ini menjadi bukti nyata semangat “Jaya Jayaning Pawiyatan Ngumandhang ing Bawana”, tema yang diusung SMAGA untuk merayakan momen istimewa ini.
“Tema ini merefleksikan harapan kami agar SMAGA terus berkembang pesat, semakin maju, dan terus menorehkan prestasi di kancah nasional maupun internasional,” ujar Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd, Kepala SMAN 3 Ponorogo.
SCC sendiri merupakan sebuah event sosial yang dikemas dalam bentuk parade karnaval dengan konsep fashion kreatif.
Rute parade yang meriah ini dimulai dari SMAN 3 Ponorogo, menyusuri Jalan Yos Sudarso, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gatot Kaca, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Alon-alon Timur, dan berakhir di Jalan Alon-alon Utara.
Keunikan SCC terletak pada penampilan setiap kelas yang menampilkan tarian atau yel-yel di depan paseban, sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke SMAN 3 Ponorogo.
“Event ini bertujuan untuk mengasah kreativitas anak-anak, serta menumbuhkan profesionalisme, kerja sama, dan gotong royong dalam mencapai hasil terbaik,” jelas Dr. Sasmito.
Parade SCC dibuka dengan penampilan maskot SMAGA 2024 yang terdiri dari 6 siswa terpilih.
Diikuti oleh Kangmas Bian Farel S. Ibrahim dan Mbakyu Wulan Ayu Pertiwi, siswa kelas 12 SICP (Smaga International Class Program), yang tampil gagah dan cantik menaiki kuda.
Tak ketinggalan, Kepala Sekolah beserta jajaran Wakasek juga ikut serta dalam parade, menyapa warga dengan penuh semangat.
Barisan ekstrakurikuler SMAGA dengan identitas lambang masing-masing, serta barisan paskibraka Kabupaten Ponorogo, menambah semarak acara ini.
Yang paling menarik adalah penampilan siswa-siswi dari kelas X hingga XII yang tampil dengan beragam tema kreatif. Misalnya, kelas XJ yang menampilkan pewayangan dengan tema Rama dan Shinta.
“Tahun ini, setiap kelas mengusung tema yang berbeda. Ada 33 tema yang diusung sesuai jumlah kelas. Namun, inti temanya tetap sama, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang menggambarkan keberagaman namun tetap satu,” ungkap Dr. Sasmito.
Menurutnya, SCC menjadi bukti nyata kapasitas, kompetensi, dan eksistensi SMAGA dalam proses pembelajaran SMAN 3 Ponorogo.
“Harapannya, anak-anak SMAGA dapat semakin memahami keberagaman budaya di tanah air, sehingga profil pelajar Pancasila yang berkebinekaan global dapat terwujud,” pungkas Dr. Sasmito. (mas)