KAUMAN, Media Ponorogo – Singo Sumowicitro Grup Reog SMPN 2 Kauman berhasil mengembalikan kejayaan tanah Bantarangin sebagai cikal bakal reyog Ponorogo.
Betapa tidak, setelah absen setahun, begitu berlaga, Singo Sumowicitro berhasil meraih penyaji terbaik rangking 1 Festival Reog Remaja (FRR) XX Tahun 2024.
Prestasi ini sekaligus kado bagi SMPN 2 Kauman karena di tahun ke 11 ini telah meraih penyaji terbaik 1 untuk kelima kalinya.
Capaian gemilang ini semakin lengkap dengan diraihnya penata tari terbaik atas nama Ridzwan Miftahul Aji, S.Pd dan penata iringan terbaik atas nama Prasetyo.
Berkat capaian gemilang itu, SMP Negeri yang dipimpin Drs. Indarto Bandono, M.Pd itu menjadi juara umum FRR XX serta berhak membawa pulang kembali piala bergilir ke tanah Bantarangin.
Istimewanya, piala diserahkan langsung Bupati Sugiri Sancoko pada penutupan Grebeg Suro di Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo, Sabtu (6/7/2024)
“Alhamdulillah kami bersyukur bisa mengembalikan kejayaan tanah Bantarangain setelah kami absen satu tahun kemarin,” ungkap Ridzwan Miftahul Aji, S.Sn selaku pelatih pembina.
Menurutnya, capaian yang luar biasa ini berkat dari proses latihan dan juga proses kekaryaan siswa maupun tim pelatih.
“Berkat kerja keras anak dan tim pelatih akhirnya berbuah maksimal dan hasilnya pun mendapat maksimal pula,” sebutnya.
Miftah sapaan akrabnya menegaskan, kembali menjadi juara 1 ini menjadi bukti bahwasannya belajar menari itu tidak bisa instan.
“Artinya belajar menari perlu proses yang itu tidak cukup satu atau dua bulan bahkan 5 bulan. Sebelumnya perlu pembentukan kepenarian yang harus disiapkan betul-betul,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, sekolahnya sudah memulai latihan hampir 6 bulan sebelum festival.
Sekolah telah menyiapkan detail mulai dari konseptual, proses latihan, pembentukan alur cerita dan alur garap. Tak kalah penting mencari dinamika-dinamika musik dan memperkuat skill- skillnya.
“Tentu semuanya tidak bisa dilatih sekali dua kali bahkan berkali-kali untuk menemukan harmonisasi yang menarik terutama mencoba garap dadak yang menjadi ciri khas Singo Sumowicitro,” paparnya.
Kerja keras dan persiapan panjang itu menghasilkan sebuah pertunjukan yang spektakuler. Singo Sumowicitro mampu menunjukkan skill dan alur garap yang luar biasa.
Di sisi lain, ciri khas Singo Sumowicitro yang paling terpenting adalah bisa menanamkan pendidikan karakter pada anak.
Mulai disiplin dalam berlatih, rajin, tepat waktu dan selalu menjaga ibadah. “Bagaimana ketenangan batin jiwa raga itu juga tercipta di situ,” tandasnya.
Miftah mengaku tidak akan kehabisan personil karena regenerasi berjalan dengan sangat baik di SMPN 2 Kauman.
Karena sudah melibatkan anak SD untuk ikut berproses bersama siswa-siswi SMPN 2 Kauman. Termasuk dalam FRR ini menerjunkan sebanyak 120 orang tim dan kru yang di dalamnya ada siswa sekolah dasar.
“Anak SD ini nanti juga akan bersekolah di SMPN 2 Kauman. Jadi akan ada sambung sinambung regenerasi di situ,” tegasnya.
Miftah mendorong agar torehan manis ini bisa memotivasi siswa untuk semangat melestarikan reog. “Semoga setelah ini anak bisa mendapatkan ruang-ruang nasional bahkan internasional agar semakin terpacu membanggakan tanah lahir Ponorogo dengan seni adiluhung reog,” tandasnya.
Sementara itu, apresiasi tinggi disampaikan Drs. Indarto Bandono, M.Pd selaku kepala SMPN 2 Kauman atas torehan Singo Sumowicitro.
“Terima kasih anak-anak kru Singo Sumowicitro yang telah berusaha keras dan meraih juara. Ini semua tidak lepas dari perjuangan dan kerja keras serta dedikasi anak yang luar biasa, seaakan tidak ada lelahnya,” ucapnya.
Senada dengan Miftah, ia menegaskan bahwa SMPN 2 Kauman dalam menangani seni reog ini tidak main main.
Bahkan, setiap tahun anak-anak SD sudah mulai dilatih bekerjasama dengan Sanggar Kawulo Bantarangin.
Ia berharap, ke depan bisa mempertahankan prestasi prestisius tersebut. “Anak-anak kerja keras berlatih untuk meraih juara ini sebagai kado dan kebanggaan warga Bantarangin,” pungkasnya. (mas)