Oleh: Nurul Mualifah
Teknologi Kesehatan Gigi Universitas Airlangga
Teknisi gigi merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pasien.
Di Universitas Airlangga program studi Teknologi Kesehatan Gigi tahun ini bertransformasi menjadi D4 yang pada tahun 2023 kemarin menjadi tahun terakhir prodi Teknologi Kesehatan Gigi sebagai jengang D3.
Lulusan dari prodi TKG inilah yang nantinya menjadi teknisi gigi yang bermitra kerja dengan Dokter Gigi.
Jika dilihat sekilas mungkin banyak orang yang mengira bahwa seorang teknisi gigi minim terjadi kecelakaan kerja. Padahal pada kenyataannya dalam menjalankan tugasnya, teknisi gigi juga berisiko terkena berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) baik itu dari peralatan atupun bahan-bahan yang digunakan dalam mendukung pekerjaannya.
Oleh karena itu, penerapan K3 bagi teknisi gigi sangatlah penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka dalam bekerja. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa K3 penting bagi teknisi gigi:
1. Mencegah Kecelakaan Kerja:
Teknisi gigi bekerja dengan berbagai alat dan bahan berbahaya, yang memiliki potensi terjadinya kecelakan kerja. Seperti mesin trimming, micromotor, electropolishing, burn out furnace, gergaji, bahan kimia, dan jarum suntik. Jika hal itu tidak diwaspadai, alat dan bahan tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti luka tertusuk, tergores, terpapar bahan kimia, tersetrum dan infeksi. Dengan adanya penerapan K3 diharapkan dapat membantu teknisi gigi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko kecelakaan kerja, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
2. Menjaga Kesehatan:
Paparan bahan kimia dan radiasi dari bahan dan alat yang digunakan dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan teknisi gigi.Untuk itu peran K3 dapat membantu teknisi gigi dalam melindungi diri dari paparan bahan berbahaya tersebut dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti kacamata pelindung, sarung tangan, masker, dan jas lab. Kondisi Kesehatan ini sangat berperan penting terhadap kinerja Teknisi Gigi dengan adanya K3 maka diharapkan bisa meningkatkan kualitas dalam bekerja.
3. Meningkatkan Produktivitas:
Kondisi Kesehatan Teknisi gigi yang sehat dan aman tentu akan mendukung dalam pekerjaan sehingga lebih produktif dalam bekerja. K3 dapat membantu teknisi gigi untuk bekerja dengan lebih nyaman dan fokus, sehingga meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja mereka. Dari produktifitas yang baik tersebut akan meningkatkan kualitas, dimana bagi teknisi gigi sendiri juga dituntut untuk hasil pekerjaan yang tidak hanya akurat namun juga mengutamanakan estetika dari hasil pekerjaan, sehingga pasien juga akan puas dengan hasilnya.
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif:
Penerapan K3 dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi teknisi gigi. Lingkungan kerja yang kondusif akan membuat teknisi gigi merasa lebih nyaman dan aman, sehingga meningkatkan motivasi dan semangat kerja mereka. Dari lingkungan yang kondusif tentu daya konsentrasi pekerja akan meningkat dan hasil pekerjaan mereka juga pasti akan lebih bagus karena didukung oleh kondisi lingkungan kerja yang baik, Bagi teknisi gigi tentu membutuhkan daya konsentrasi yang tinggi karena dalam bekerja keakuratan itu sangat penting.
5. Mematuhi Peraturan Perundang-undangan:
Selain dari beberapa faktor diatas penerapan K3 sendiri merupakan sebuah peraturan yang diatur dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 di Indonesia yang mewajibkan setiap perusahaan untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat bagi para pekerjanya. Penerapan K3 bagi teknisi gigi dapat membantu perusahaan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan tersebut, sehingga terhindar dari sanksi hukum. Selain itu, dengan adanya penerapan K3 di suatu perusahaan juga meminimalisir adanya kerugian baik material, moral maupun mental baik bagi pekerja maupun perusahaan itu sendiri.
Bagaimana Menerapkan K3 Bagi Teknisi Gigi?
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan K3 bagi teknisi gigi:
Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko: Identifikasi semua bahaya yang terdapat di tempat kerja dan nilai risiko yang terkait dengan bahaya tersebut. Indentifikasi ini sangat penting karena sebagai langkah awal dalam mencegah adanya kecelakaan dan keselamatan kerja.
Mengembangkan dan menerapkan program K3: Membuat program K3 yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tempat kerja. Program K3 harus mencakup langkah-langkah untuk mengendalikan risiko bahaya, menyediakan APD, memberikan pelatihan K3 kepada teknisi gigi, dan melakukan pemantauan dan evaluasi program K3 secara berkala.
Sehingga teknisi juga memiliki pengetahuan terkait K3 bagaimana dirinya harus bertindak saat dalam waktu bekerja agar tidak menimbulkan bahaya baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Melibatkan semua pihak: Libatkan semua pihak yang terkait dalam penerapan K3, seperti teknisi gigi, manajemen perusahaan, asisten laboratorium dan penyedia layanan kesehatan kerja lainnya.
Meningkatkan kesadaran dan komitmen: Tingkatkan kesadaran dan komitmen semua pihak terhadap pentingnya K3.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan K3 kepada semua pihak dan mengadakan kampanye K3 di tempat kerja. Dengan langkah ini dapat membantu meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Penerapan K3 bagi teknisi gigi merupakan investasi yang penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka dalam bekerja terjamin baik. Dengan menerapkan K3, teknisi gigi dapat bekerja dengan lebih nyaman, aman, dan produktif, sehingga meningkatkan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut bagi pasien. (***)