KOTA, Media Ponorogo – Prestasi gemilang berhasil diraih SMAN 3 Ponorogo karena sukses menyelenggarakan kompetisi futsal se Eks Karesidenan Madiun.
Ajang futsal puncak top event Smaga Championship tahun 2024 ini berlangsung lancar meski harus dihadapkan pada tantangan luar biasa yang tidak mudah.
Seperti perijinan kepolisian yang sulit karena termasuk permainan zona merah yang rawan konflik antar pemain dan suporter serta lainnya.
Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd Kepala SMAN 3 Ponorogo menegaskan, ketika penyelenggara kompetisi futsal mulai agak ragu-ragu dalam menyelenggarakan kegiatan.
Karena memang tingkat kesulitan, mulai perizinan dan penyelenggaraan kegiatan tersebut sangat luar biasa menguras energi serta tenaga.
Sehingga banyak mereka para penyelenggara itu lebih baik berpikir dua kali untuk menyelenggarakan futsal.
“Akan tetapi Smaga malah justru menjawab tantangan itu bagaimana mewujudkan bahwa permain futsal adalah salah satu permainan yang bisa membawa persatuan dan kesatuan,” tegasnya.
Pihaknya dengan komitmen tinggi menyelengarakan futsal di puncak acara Smaga Championship.
Selain top event, ajang ini dipersembahkan semuanya untuk masyarakat Ponorogo khususnya. Umumnya di seluruh masyarakat Indonesia yang suka dan senang dengan bola.
“Ini salah satu bentuk tantangan bagi kita dan khususnya anak-anak dalam penyelenggaraam ajang tersebut agar kegiatan bisa berjalan lancar awal sampai akhir,” tegasnya.
Walaupun penuh tantangan, tapi Smaga berkeyakinan ajang penyelenggaraan Smaga Championship ke-13 ini adalah salah satu bentuk proses pembelajaran dan edukasi riel di lapangan sebagai pengalaman belajar anak-anak.
“Kegiatan ini salah satu bentuk hasil praktek baik dan nyata anak dalam berproses melenggarakan sebuah event kegiatan besar sekelas penyelenggaraan futsal,” sebutnya.
Sehingga ini adalah merupakan bentuk dari pendidikan dan penguatan karakter anak dalam proses pembelajaran kegiatan.
“Mulai tingkat perijinan pun sudah sangat luar biasa sulit tapi anak dapat ijin,” sebutnya.
Pelaksanaannya pun luar biasa penuh dinamika dari penyisihan sampai putaran final dengan tensi pemain dan suporter yang meningkat.
“Tapi anak-anak bisa menyelesaikan sehingga kita nyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan Smaga Championship secara umum khususnya bidang futsal berjalalan sukses berkat kerjasama kita semua,” ucapnya.
Oleh karenanya, Doktor Sasmito, menyatakan atas nama keluarga besar Smaga menghaturkan terima kasih atas kerjasama semua pihak.
Antara lain Bupati Sugiri Sancoko bersama jajaran Pemkab Ponorogo, dan semua instansi atau lembaga serta komunitas yang menaungi kompetisi bidang futsal. Kemudian tim wasit dan Komunitas Suporter Ponorogo.
Termasuk para peserta yang ini memang sangat berkualitas. Karena ada peserta-peserta dengan kesadaran dan minat tinggi bisa bergabung dalam event futsal di Smaga.
Yaitu dari SMAN 3 Magetan dan SMAN 2 Ngawi berisi dan pemain-pemain yang sudah ada beberapa masuk tim PON Jatim.
Menurutnya, kehadiran tim-tim ini tentu selaras dengan tujuan Smaga meningkatkan kemampuan skill, kapasitas serta kompetensi pemain futsal di Ponorogo.
“Tentunya dengan pola strategi yang baik. Bukan sekadar okol tapi akal yang dikedepankan,” tegasnya.
Hasilnya pun luar biasa, pada babak final mempertemukan tim futsal SMAN 2 Ngawi versus SMKN 1 Jenangan. “Alhamdulillah semua berjalan lancar dan kondusif meski dinamika dan tensi permainan sangat tinggi,” pungkasnya. (mas)
