Home Pendidikan Skandal Idol K-Pop: Pengalihan dari Kasus Pemerintah Korsel?

Skandal Idol K-Pop: Pengalihan dari Kasus Pemerintah Korsel?

0

Ditulis oleh : Yoga Ramadhani Hubungan Internasional­ㅡUniversitas Brawijaya yogacuteboy@student.ub.ac.id

Hallyu atau Korean Wave adalah fenomena budaya Korea Selatan yang kian mendunia. Fenomena ini mulai mencuat pada tahun 1990-an.

Istilah ini mencakup berbagai aspek budaya, seperti musik, drama televisi, film, makanan, teknologi, kosmetik, dan gaya hidup.

Dibangkitkan pertama kali oleh K-Drama, Hallyu berkembang menjadi fenomena global dengan munculnya K-Pop dan aspek budaya lainnya.

Konsep idola K-Pop sendiri dibagi menjadi idol group (Blackpink, BTS, Twice), solois (IU, Jessi, Somi), dan duo/band (AKMU, Day6, Davichi).

Meski Hallyu meraih kesuksesan global, popularitas K-Pop juga mendatangkan berbagai isu skandal yang kerap dianggap digunakan untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus pemerintah Korea Selatan.

Tragedi Kapal Sewol Tahun 2014 Silam
Pada tanggal 16 April 2014, kapal feri Sewol yang mengangkut hampir 500 orang penumpang, mayoritas adalah murid SMA Danwon di kota Ansan, tenggelam saat menuju Pulau Jeju.

Kapal feri ini berbobot 6.825 ton dan bertugas sebagai kapten kapal Lee Joon-seok yang punya pengalaman berlayar pada rute tersebut.

Tragedi kapal Sewol menewaskan 304 orang, termasuk 250 siswa sekolah menengah atas. Korban tewas terdiri dari 295 penumpang dan 9 kru kapal.

Kapten kapal Sewol, Lee Joon-seok, menjadi sasaran amukan masyarakat Korea Selatan. Kapten itu dianggap lalai dan tidak bertanggung jawab atas keselamatan para penumpang.

Selang beberapa bulan, tepatnya pada 1 Agustus 2014, SM Entertainment mengumumkan debut Red Velvet melalui teaser clip lagu berjudul “Happiness” dan pengumuman di situs web mereka.

Namun, sebelum pengumuman tersebut, SM Entertainment telah memperkenalkan Red Velvet sebagai bagian dari tim pra-debut SM Rookies.

Banyak penggemar K-Pop yang berspekulasi bahwa debut Red Velvet adalah untuk menutupi tragedi Sewol tersebut.

Pasalnya, tragedi Sewol tersebut benar-benar menyorot banyak perhatian publik dan memunculkan berbagai kecurigaan.
Begitu diungkapkan sebuah laporan penyelidikan yang dilakukan oleh badan audit nasional yang dirilis Selasa, 8 Juli 2014.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa kelalaian pemerintah termasuk longgarnya peraturan, gagalnya pengendalian bencana dan inspeksi keselamatan, lambatnya respon penjaga pantai, dan korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat pemerintah telah memberi kontribusi dalam kecelakaan yang menelan korban jiwa lebih dari 300 orang itu.

Berbagai Skandal Idol K-Pop lainnya walaupun tragedi Kapal Sewol begitu tragis, investigasi dan sorotannya di media hanya bersifat singkat.

Sebaliknya, fokus yang lebih besar justru tertuju pada skandal yang melibatkan idola K-Pop.

Terungkapnya hubungan antara Sulli dari f(x) dan Choiza menggarisbawahi bahwa hubungan asmara idola K-Pop sering dianggap sebagai sesuatu yang tabu.

Tidak hanya itu, munculnya skandal narkoba yang melibatkan Park Bom dari 2NE1, yang mengklaim memiliki resep obat tersebut dari Amerika Serikat, turut menjadi perbincangan utama.

Selain tragedi Sewol, penggunaan isu skandal idola K-Pop yang diduga untuk menutupi kasus pemerintah Korea Selatan, terjadi pula pada peristiwa lain.

Seperti, pada 18 Februari tahun 2021 lalu,  dikabarkan ada dua pejabat pengadilan yang berusaha untuk melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita di sebuah gedung di Songpa-Gu.

Di saat yang bersamaan, sederet kasus bullying idola K-Pop banyak bermunculan. Contohnya berita tentang Min-gyu salah satu member Seventeen yang dirumorkan melakukan bullying semasa sekolah.

Ia juga dituduh merokok membolos, serta mencuri uang dari teman-temannya. Akibatnya, ia sampai hiatus dan tidak mengikuti jadwal grupnya.

Di waktu yang sama, ada berita juga tentang Soo-jin member grup (G)I-dle yang dituduh oleh seorang netizen melakukan kekerasan, penindasan, serta pemerasaan sejumlah uang.

Hal tersebut diunggah salah satu situs komunitas pada Februari 2021. Karena kasus ini jadi sangat besar,  Soo-jin sampai memutuskan untuk hiatus dari grupnya dan akhirnya dia sampai keluar dari grupnya.

Hal yang sama juga terjadi kepada Lia salah satu member Itzy, pada 24 Februari 2021, ia dirumorkan melakukan perundungan di sekolah.

Tetapi hal itu langsung dibantah apalagi yang menemuinya,yakni JYP Entertainment.
Kasus Narkoba G-Dragon BIGBANG

Baru-baru ini, G-Dragon­ㅡleader boy group BIGBANGㅡdiselidiki atas dugaan penyalahgunaan narkoba pada Oktober 2023. Pada 6 November 2023, G-Dragon menjalani pemeriksaan di kantor polisi terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba yang menyeretnya beberapa waktu lalu.

G-Dragon membantah terlibat dalam kejahatan terkait narkoba dan menjalani semua pemeriksaan selama kurang lebih empat jam.

Pada 13 November 2023, G-Dragon kembali membantah bahwa dirinya memakai narkoba dalam wawancara eksklusif dengan Yonhap News TV.

Kasus ini menimbulkan reaksi dari publik dan media sosial, dengan beberapa orang yang mendukung G-Dragon dan yang lainnya yang mengecamnya.

Ketegasan G-Dragon membantah keterlibatannya dalam kasus narkoba menimbulkan kecurigaan, politisi setempat menduga adanya upaya mengalihkan perhatian dari kelakuan buruk Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Anggota Partai Demokrat, Ahn Minseok, menyatakan bahwa kasus narkoba selebritas disengaja untuk menutupi masalah pemerintahan, seperti keterlibatan putri Sekretaris Kim Seung Hee dalam kekerasan di sekolah.

Meskipun diserang oleh oposisi, Menteri Kehakiman Han Dong Hoon menolak klaim tersebut, menyatakan bahwa narkoba tidak terkait dengan urusan politik.

Benarkah Skandal Idol K-Pop Digunakan untuk Pengalihan Kasus Pemerintah Korsel?

Keefektifan strategi ini terlihat dari loyalitas penggemar K-Pop yang cenderung memprioritaskan dukungan terhadap idolanya daripada memperhatikan masalah politik.

Meski demikian, terdapat pendapat yang skeptis, pasalnya taget pasar dari berita politik atau pemerintahan dan hiburan seperti K-Pop tentu saja berbeda.

Ditambah lagi, peristiwa publik yang terjadi berdekatan dengan hal-hal yang berbau K-Pop dianggap sebagai kebetulan belaka.

Alasan yang paling logis adalah bahwa setiap jadwal idola K-Pop pasti telah disusun secara matang jauh-jauh hari, termasuk persiapan debut Red Velvet.

Jadwal idola K-Pop yang padat dan berkaitan dengan berbagai acara-acara besar, sangat sulit untuk diubah, baik diundur, ditunda, maupun dimajukan dari jadwal awal.

Namun, terlepas dari terbentuknya dua sisi dalam menanggapinya, fenomena ini tetap saja mencerminkan betapa kuatnya pengaruh dunia hiburan dalam mengarahkan perhatian masyarakat dari isu-isu yang seharusnya mendapat perhatian lebih serius.

Semua spekulasi di atas dikembalikan kepada masing-masing pandangan netizen. Sikap yang bijak sangat diperlukan dalam menyikapi hal ini agar tidak mudah termakan berita bohong di luar sana serta agar tidak menyebarkan kebencian di kalangan masyarakat. (***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here