Home Pendidikan Jurusan yang Jarang Dilirik, Padahal Prospek Kerjanya Menarik

Jurusan yang Jarang Dilirik, Padahal Prospek Kerjanya Menarik

0

Penulis : Devi Ridho Syavitri – Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Unair

“Ambil jurusan perpustakaan mau jadi apa? Jadi penjaga buku? Membosankan, cuma duduk di perpustakaan.”

Itulah stigma tentang jurusan perpustakaan yang masih mendarah daging di masyarakat hingga saat ini.

Dengan menjadikan jurusan perpustakaan sebagai pilihan, masyarakat seakan bisa menebak prospeknya yang dianggap pasti hanya akan berakhir di tumpukan buku.

Jurusan yang memiliki potensi besar ini ternyata tetap dianggap sebagai sebuah momok menakutkan.

Sejak dulu, pustakawan memang menjadi profesi yang kuno dan tidak menarik.

Anggapan buruk terkait pustakawan berawal dari citra kurang baik yang melekat padanya seperti sifat kaku, cuek, galak, dan lain sebagainya.

Image buruk tersebut menjadikannya kurang diminati oleh beberapa kalangan khususnya anak muda.

Penilaian miris itulah yang juga menyeret program studi (Prodi) perpustakaan menjadi dikesampingkan bahkan dihindari oleh calon mahasiswa baru (Maba).

Hampir sebagian calon Maba memilih jurusan yang populer dan lebih dipandang. Padahal, jika dilogika semakin besar peminat suatu jurusan maka prospek kerjanya jauh lebih sempit.

Tetapi, sampai saat ini masih banyak dari mereka yang tetap bersikap bodoh amat terkait peluang kerja.

“Tidak apa-apa pengangguran, asalkan ketika kuliah tidak malu ditanya tentang jurusan,” mungkin itulah yang terbesit di pikiran mereka.

Padahal, Ilmu Perpustakaan sendiri pada faktanya menjadi salah satu Prodi yang berusia cukup tua. Pendidikan perpustakaan lahir pada pertengahan 1800-an. Sedangkan, pendidikan profesionalnya baru dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1876 dan di negara lain Perpustakaan dibuka pada abad ke-20 (Basuki, Sulistyo. 1991).

Dalam prodi ini melibatkan banyak keahlian di bidang Informasi teknologi, manajemen, serta pendidikan baik mengumpulkan, merapikan maupun menyimpan data.

Berbicara terkait peluang kerja, Ilmu Perpustakaan menyuguhkan prospek yang mumpuni.

Sebagian besar orang hanya berfokus pada label “Perpustakaan” saja , padahal jika dikupas lebih dalam lulusan dari jurusan ini justru banyak diincar.

Dalam Prodi Ilmu Perpustakaan, mahasiswa dijejali mata kuliah Kearsipan dimana nantinya mereka juga dapat diarahkan menjadi seorang arsiparis.

Saat ini pekerjaan menjadi seorang arsiparis tengah dikejar oleh berbagai pihak khusunya perusahaan. Skillman (19921 : 26) juga memaparkan, bahwa dalam masyarakat saat ini, arsiparis dilibatkan bahkan dalam masalah litigasi.

Selain itu, lulusan dari Ilmu perpustakaan juga bisa menjadi Information Specialist dimana bertugas mengelola berbagai informasi mulai database, website, hingga sistem informasi lainnya.

Tidak hanya itu, ternyata mahasiswa lulusan Ilmu Perpustakaan juga memiliki peluang besar untuk bekerja di dinas pendidikan dan staf administrasi.

Mereka juga dapat memilih prospek kerja yang linier dengan Prodi selain menjadi pustakawan, yaitu Kurator.

Pekerjaan ini nantinya akan bergelut di ranah museum dan gedung kesenian sehingga mereka bertanggung jawab dalam melakukan penelitian, pemeriksaan, serta penyimpanan koleksi.

Bahkan masih banyak orang yang belum mengetahui, bahwa tersedia banyak kursi kosong dalam seleksi PPPK (P3K) untuk lulusan Ilmu Perpustakaan. Bahkan di tahun 2022, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, mengajukan tambahan formasi P3K kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB).

Dari beberapa prospek kerja di atas, ada salah satu pekerjaan yang cukup dipandang dan memerlukan lulusan dari Prodi ini yaitu menjadi dosen.

Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dosen yang mengajar di Ilmu Perpustakaan dimana sebagian besarnya merupakan alumni atau lulusan dari prodi itu sendiri.

Salah satu contohnya adalah Profesor Sulistyo Basuki yang merampungkan pendidikan Master of Science in Library Science – Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1980. Beliau juga telah menyerat salah satu buku yang terkenal yang berjudul “Pengantar Ilmu Perpustakaan”.
Menilik pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Prodi Perpustakaan yang jarang dilirik nyatanya menyuguhkan prospek kerja yang menarik.

Dari sini dapat dilihat, bahwa ternyata stigma masyarakat terkait rendahnya Prodi Ilmu Perpustakaan bisa jadi karena minimnya dalam menggali informasi terkait Prodi ini.

Melalui opini dan secuil informasi ini, saya berharap masyarakat lebih melek lagi bahwa kuliah di Ilmu Perpustakaan tidak melulu kecemplung menjadi pustakawan.

Bahkan bisa menggeluti profesi yang setara dengan jurusan favorit lainnya, mulai dari arsiparis hingga dosen.

Meskipun begitu, pada dasarnya prospek kerja bukan hanya ditentukan dari seberapa populer jurusan yang digandrungi. Melainkan seberapa pandai seseorang dalam membuka berbagai jalan menuju peluang itu. (***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here