PONOROGO – Bapak Marimun (60 thn) ini pasrah dengan keadaan setelah salah satu sapi peliharaannya tiba-tiba mati.
Bersama warga sekitar, sapi yang mati dikuburkan di samping kandang sapi. Pasrah, bagi sebagaian warga desa sapi merupakan penghasilan dan tumpuhan keluarga.
Peristiwa sapi mati tersebut menarik perhatian warga sekitarnya, karena sebelumnya selama 2 Minggu sakit, kemudian didatangkan petugas hewan disontik dua kali, kelihatan sembuh mau makan dan minum, mendadak mati.
Hal itu diungkapkan Marimun kepada awak media setelah menguburkan sapi bersama warga di samping rumahnya, pada Senin (27/6/2022).
“Inggih mas, sampun 10 hari sapine sakit. Sampun Kulo sontikne ping kalih, enjing wau watawis jam 07.00 wib mati,” kata Marimun dengan logat bahasa jawanya.
Marimun juga menjelaskan, awalnya sapi (ngiler) dan warnanya bening, tidak suka makan, melihat kondisi seperti itu dia mengundang mantri hewan agar disontik.
“Sapi ne enten kalih mas, dan satunya juga sudah disontik,” ucapnya.
Diapun berharap, agar sapi satunya sehat terus. “Kulo pasrah mawon, wong deso mboten ngertos, menawi wonten bantuan nggih matur suwun, pripun Malih. Kulo ngopeni sapi nggih pun Awit riyen,, nggih tasek Niki, Sampek sapine ninggal,” harapnya.
Sementara itu Kepala Desa Karanglo Kidul Islami saat dikonfirmasi mengatakan, benar ada sapi milik warganya hari ini mati.
“Sapinya pak Marimun warga dukuh Krajan Desa Karanglo Kidul, tadi pagi sekitar pukul 07.00 wib mati,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan, tadi ada laporan dari Kasun dukuh Krajan melaporkan Sapi milik warganya mati.
“Kita data dan kita laporkan,” pungkasnya. (mny).
