Home Headline MTsN 1 Ponorogo Sabet Adiwiyata Nasional, Peduli Lingkungan di Sekolah Hingga Rumah

MTsN 1 Ponorogo Sabet Adiwiyata Nasional, Peduli Lingkungan di Sekolah Hingga Rumah

0

PONOROGO – Pandemi bukan menjadi penghalang untuk meraih prestasi. Hal itu dibuktikan MTsN 1 Ponorogo yang berhasil meraih predikat adiwiyata tingkat nasional di tengah beratnya tantangan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Istimewanya, piagam penghargaan madrasah adiwiyata nasional itu diserahkan langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Senin (17/1/2021) bersamaan upacara Korpri di halaman Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo.

Sebelumnya, penyerahan Adiwiyata Nasional telah diserahkan oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc pada tanggal 24 Desember 2021 secara daring.

Nuurun Nahdiyyah KY, M.Pd.I Kepala MTsN 1 Ponorogo mengaku bersyukur madrasahnya bisa meraih predikat adiwiyata nasional meskipun harus melewati perjalanan yang luar biasa rumit saat pandemi.

“Saya tidak pernah menyangka kalau akhirnya sampai meraih apresiasi nasional karena kondisi pandemi yang masih harus memikirkan formula yang tepat untuk pembelajaran,” ungkapnya.

Namun, tantangan itu mampu dijawab dengan kekompakan keluarga besar madrasah yang mengikuti penilaian dan observasi lingkungan dari pusat secara online.

Hebatnya, kondisi pandemi membuat budaya peduli lingkungan tidak berhenti di bangku sekolah saja.

“Justru anak-anak kami gerakkan secara kongkrit menerapkan kampanye cinta lingkungan, dan hemat energi di rumahnya masing-masing,” sebutnya.

Nuurun mengucapkan terima kasih kepada Pemkab dan Dinas Lingkungan Hidup serta semua pihak yang telah bekerja keras dan mendukung diraihnya prestasi nasional tersebut.

“Bahwa komitmen lembaga untuk ikut mengawal madrasah ramah lingkungan dalam rangka langkah preventif dan protektif harus ditanamkan sejak dini,” ungkapnya.

Menurutnya, penghargaan ini menjadi motivasi bagi lembaga untuk meningkatkan peran anak agar semakin peduli lingkungan.

“Anak-anak harus diikat komitmennya harus peduli lingkungan, termasuk persoalan sampah dan seterusnya,” ungkapnya.

Meski begitu, Nuurun meminta, semuanya bisa bergotong royong menyelesaikan persoalan lingkungan tersebut.

“Ini persoalan kita bersama dan kegelisahan lembaga pendidikan itu harus bareng-bareng. Semua harus ikut berkontribusi terhadap Pemerintah Kabupaten Ponorogo,” tandasnya.

Nuurun berharap, predikat adiwiyata nasional ini tidak sebatas target penghargaan saja. Namun harus menjadi budaya.

“Ini harus jadi cultur, bukan bungkus saja. Adiwiyata dan tidak tentu harus berbeda jauh. Terutama adalah penguatan budaya peduli, ramah ramah dan mencintai lingkungan serta meletarikan alam harus tampak,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here