Home Daerah Petugas Kewalahan, TRC dan Relawan Dikerahkan Bantu Pemakaman Pasien Covid-19 di Ponorogo

Petugas Kewalahan, TRC dan Relawan Dikerahkan Bantu Pemakaman Pasien Covid-19 di Ponorogo

0

PONOROGO – Sempat kewalahan beberapa hari yang lalu pasca melonjaknya pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kabupaten Ponorogo.

Keadaan ini membuat tim pemuliaan jenazah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo kewalahan.

“Kasus kematian karena covid 19 yang sebulan ini tanggal 1 sampai 29 April jumlahnya cukup banyak,  membuat BPBD  Ponorogo kewalahan. Jumlahnya ada sekitar 125 jenazah, yang pemakaman dengan Prokes,” kata Budi Setyo selaku Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Ponorogo, Kamis (29/4/2021).

Hal itu tidak lepas karena relawan BPBD untuk membantu pemakaman sesuai prokes jumlahnya sangat terbatas.

“Relawan pemakaman ada 18 orang yang terbagi dalam tiga tim. Tiga tim ini sangat cukup bila kasus kematian covid rendah. Namun bila dalam sehari ada 9 atau sampai 10 pemakaman dengan prokes, tim kita cukup kewalahan,” ungkapnya.

Seperti yang terjadi pada tanggal 1, 5, 28 April dimana dalam sehari harus membantu pemakaman 9  jenasah dengan prokes.

“Rabu kemarin ada 10 jenasah yang harus dimakamkan dengan prokes. Dengan tiga tim yang ada ini membuat relawan BPBD sempat kwalahan,” ucapnya.

Budi sapaan akrab dikalangan awak media juga menjelaskan, permasalahanya karena soal jarak, dimana pemakan satu dengan lainnya berjauhan.

Misalnya ada yang dimakamkan di Ngrayun, ada yang di Sooko, di Sukorejo dan lainnya. Sehingga tak pelak ketika satu pemakaman belum selesai, sudah ada pemakaman lain yang harus dikerjakan.

Padahal relawan tersebut juga harus bertugas di pos lain seperti di shelter, ikut razia masker, bertugas pos jaga pusdalobs.

“Selain soal jarak makam yang kadang berjauhan, kadang jam pemakaman juga berdekatan atau beriringan. Kondisi ini menjadikan waktu untuk beristirahat kurang” terang budi.

Proses pemakaman jenasah tidak boleh ditunda atau menunggu terlalu lama. Karena itu pemakaman terkadang harus dilakukan meski pada malam atau dinihari.

Namun dari yang dimakamkan dengan prokes itu tidak semuanya pasien yang meninggal di Ponorogo.

Ada beberapa diantaranya meninggal di rumah sakit di luar Ponorogo dan tidak ber ktp Ponorogo namun dimakamkan di Ponorogo.

Budipun berharap kematian karena covid tidak bertambah lagi melainkan terus menurun sampai tidak ada kasus lagi.

Karena itu ia mengajak semua pihak utamanya warga masyarakat agar meningkatkan disiplin prokes.

“Kasus kematian sudah cukup banyak jangan sampai bertambah terus. Semua harus bekerja, berjuang melawan covid 19,” pungkasnya. (mny).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here