PONOROGO – Pemerintah Kabupaten Ponorogo mencatat ada 205 hektare sawah di Kota Reyog ini tergenang banjir. Dari jumlah itu, sebanyak 14,5 hektar lahan padi sudah mengalami puso alias rusak dan dipastikan gagal panen.
Hal ini berdasarkan laporan insidentil kerusakan tanaman akibat banjir periode pengamatan 7 Januari 2021 musim tanam MP 2020/2021 per tanggal 11 Januari 2021.
Suwarni Penjab POPT Dinas Pertanian Ponorogo menyebutkan berdasarkan laporan petugas di lapang ada 5 kecamatan yang lahan pertaniannya terkena banjir.

POPT (pengendali organisme pengganggu tumbuhan) Dinas Pertanian Ponorogo.
Yakni, Kecamatan Jambon, Kauman, Balong, Ponorogo dan Mlarak. Dari lima kecamatan itu ada 13 desa atau kelurahan yang terkena.
“Dalam perkembangannya, laporan terakhir hari ini dari 205 hektar yang terkena ada 14,5 hektar yang puso,” ungkap Suwarni, Senin (12/1/2021).
Wilayah yang paling paling banyak puso yakni Desa Sendang Kecamatan Jambon. Dari 40 hektar yang terkena banjir, ketika surut ada 10 hektar yang puso.
Tanaman padi jenis di ciherang IR 64 yang masih berumur 7 sampai 20 hari tidak selamat.
Parahnya banjir Sendang, kata Suwarni karena ada tanggul sungai yang jebol. Saat itu ada pembuatan jembatan baru dan tiang penyangga cor belum diambil.
Sehingga sampah menyumbat yang akibatnya tanggul tidak kuat menahan derasnya air.
“Area sekitar tanggul jebol terjadi banjir yang merendam tanaman padi yang akhirnya puso,” sebutnya.
Adapun wilayah lainnya yang padinya puso karena banjir yakni Desa Purworejo dan Muneng Kecamatan Balong.
Untuk Purworejo dari 25 hektar yang terkena banjir ada 2,5 hektar dinyatakan puso. Sedangkan Muneng dari 5 hektar yang terkena ada 2 hektar yang puso.
Adapun untuk Kecamatan Ponorogo, Mlarak dan Kauman meski terkena banjir namun setelah surut tanaman padinya dinyatakan aman.
Rata-rata umur padi 7-14 hari di wilayah ini selamat. Seperti di Tegalombo (Kauman), Surodikraman, Kepatihan, Pakunden, Paju, Btotonegaran dan Kauman (Kecamatan Kota) serta Gontor (Kecamatan Mlarak).
“Umur padi kisaran 7-14 hari ada 6 Desa. Sekarang sudah surut tidak rusak. Karena pada umur segitu berdasarkan pengalaman meski terendam waktu surut masih bisa tumbuh dengan baik,” tukasnya. (as)