PONOROGO – SMA Negeri 1 Babadan Kabupaten Ponorogo membuat terobosan baru dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).
Dengan sistem SKS ini, siswa mendapatkan layanan istimewa yang tidak didapatkan di sekolah lain. Sebab, di SMAN 1 Babadan jenjang SMA bisa ditempuh cukup selama 2 tahun saja.
Sasmito Pribadi M.Pd Kepala SMAN 1 Babadan mengatakan, sistem SKS ini akan diterapkan kepada siswa baru kelas X tahun ajaran 2020/2021.
SKS yang diterapkan di Smazaba tidak jauh berbeda dengan sistem SKS yang sudah berjalan lama di bangku perkuliahan. Persamaannya terdapat pada cepat dan tidaknya waktu sekolah.
Bahkan, tidak tertutup kemungkinan bisa lulus mendapat ijazah SMA hanya dalam waktu 2 tahun.
Menurut Sasmito, hal ini tergantung dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan unit kegiatan belajar mandiri (UKBM) untuk setiap mata pelajaran. UKBM berisi beberapa materi yang harus diselesaikan siswa dalam satu semester.
Dijelaskannya, kalau UKBM yang ditentukan dalam satu semester selesai dalam 3 bulan, siswa bisa ikut ujian semester. Kalau bisa melewati standar nilai yang ditentukan, dia bisa melanjutkan untuk menempuh UKBM selanjutnya.
Oleh karenaya, dengan kapasitas dan kemampuan akademik serta kecepatan dan percepatan belajarnya, peserta didik bisa menyelesaikan studi lebih cepat atau kurang dari 3 tahun.
“Dalam 6 semester ada 260 SKS yang harus dituntaskan siswa. Dengan 17 mata pelajaran atau 44 SKS persemester, sehingga jika 260 SKS dituntaskan dalam 2 tahun maka siswa dianggap menyelesaikan pendidikannya,” sebutnya.
Meski bisa diselesaikan satu tahun lebih cepat, Sasmito menegaskan tidak mengurangi mutu maupun kualitas pendidikan.
Sebab, SKS sendiri adalah salah satu program peningkatan mutu dan kualitas, karena bentuk penyelenggaraan pendidikannya dirancang untuk melayani peserta didik sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan/atau kecepatan belajar secara perseorangan dan/atau secara kelompok setiap semester.
Strategi pembelajarannya pun menggunakan prinsip ketuntasan secara individual yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh Kompetensi Dasar mata pelajaran. Ini sangat berbeda dengan program sistem paket yang selama ini umumnya di gunakan.
“Jadi meski dalam situasi tertentu bisa lulus 2 tahun, tapi secara kualitas dan mutu tetap dapat bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Banyak keuntungan yang didapatkan siswa ketika mengikuti sistem SKS ini. Diantaranya, setiap siswa akan mendapatkan fasilitas belajar sesuai bakat minat dan kemampuannya.
SKS juga memungkinkan siswa memilih mata pelajaran yang disukainya, sesuai bakat minatnya.
Kemudian dengan sistem SKS ini siswa tidak akan ada yang tinggal kelas. Karena mereka dapat mengulang mata pelajaran yang mendapat nilai jelek, dan juga dimungkinkan dilakukan di semester pendek.
Siswa juga mendapat kesempatan untuk belajar lebih dalam, atau mendapatkan nilai yang lebih baik.
Tidak banyak sekolah yang menerapkan sistem ini. “Tercatat di Kota Reyog baru SMAN 1 Ponorogo dan disusul SMAN 1 Babadan tahun ini,” sebutnya.
Sasmito berharap, sistem SKS ini bisa semakin meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Terutama bisa mencetak siswa handal yang nantinya bisa bersaing ketika melanjutkan kuliah di sejumlah perguruan tinggi bergengsi di Indonesia. (as)