PONOROGO (MP) – Drama panjang usai Pilkades serentak 198 Desa 20 Mei 2019 dan melelahkan, akhirnya hari ini Kades terpilih Setyorini Desa Pager Kecamatan Bungkal dilantik Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Jum’at (19/07/2019) di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo.
Dengan dilantiknya kepala Desa Pager periode 2019-2025, tugas utama yang diemban kepada Desa adalah bisa merangkul warganya yang saat pilkades terjadi beda pilihan.
Segala persoalahan diserahkan kepada Kades terpilih, agar segera turun kebawah dan merangkul warganya, agar kondisi cepat aman dan kondusif.
Usai melantik, Bupati Ipong Muchlissoni kepada awak media mengungkapkan, kejadian di Desa Pager merupakan dinamika dan proses Demokrasi.
“Saya rasa bu Setyorini (kades Pager), dengan kejadian ini, bisa dijadikan instropeksi, didalam pemilihan itu, ada yang mendukung dan ada yang tidak memilih dia,” ujarnya.
Oleh karena itu, bekerjalah yang seabik-baiknya, segera merangkul warganya yang tidak memilih untuk menjadi bagian dari warga Desa Pager yang harus diperjuangkan kesejahteraanya.
“Dengan dilantiknya Kades Pager kita anggap sudah selesai dan sudah aman. Karena sebelum kita lantik pada hari ini, pihaknya terus monitor, pasca pengambilan keputusan oleh Saya. Seperti oke-oke saja, tidak ada masalah,” terangnya. Juga seperti pak Agus, pihaknya melihat bisa menerima keputusan yang Saya ambil.
Saat dimintai tanggapan bagaimana kalau masih melakukan upaya hukum dari pak Agus? Bupati Ipong mengatakan sepertinya tidak ada.
“Saya berharap tidak ada, walaupun kalau seumpama ada, Sara rasa itu hak demokrasi dia dalam uapaya hukum. Tapi saya menyarankan, kalau bisa jangan,” ungkapnya.
Dalam Pilkades serentak 198 desa kemarin diketahui Setyorini memenangi Pilkades Pager dengan perolehan 611 suara. Hanya selisih dua suara dari Agusdian Mustofa yang mendapat 609 suara.
Calon kades Agusdian Mustofa mengadakan aksi menuntut keadilan dengan melakukan demo sampai 6 kali, satu dikecamatan Bungkal, di Polres, Pendopo Kabupaten dan di Gedung DPRD Ponorogo. Mereka mengangkap ada dugaan kecurangan yang dilakukan oleh panitia pemilihan desa.
Baru bisa diselesaikan, setelah kedua belah pihak diundang Bupati Ponorogo di Pringgitan dilakukan audiensi. (mny).
