PONOROGO, (MP) – Syamhudi Arifin, SE, MM menegaskan SMK PGRI 2 Ponorogo hanya menjalin kerjasama dengan perusahaan bonavide ternama. Artinya tidak menerima perusahaan yang memperkejakan karyawan secara outsourching.
“Kami tegaskan bahwa SMK PGRI 2 Ponorogo tidak menerima perusahaan outsourching. Itu namanya penipuan publik. Hanya ingin mencari nama atau pencitraan di depan tapi ujung-ujungnya baru enam bulan kerja sudah pulang,” tegasnya.
Pihaknya dalam menjalin kerjasama melakukan seleksi ketat. “Banyak tawaran yang masuk ke SMK PGRI 2 Ponorogo namun kami teliti dulu. Jika out sourching langsung kami tolak,” tegasnya.
Apalagi, kata dia, dalam prosesnya mendapat kerja membayar, maka SMK PGRI 2 Ponorogo sangat menolak hal seperti itu. Apalagi saat ini kondisi perekonomian sedang tidak menentu.
Ketegasan seperti ini dilakukan, kata Arif, sebagai bentuk tanggungjawab kepada orang tua siswa. “Kasihan orang tua tambah beban. Sudah bayar, baru enam bulan anaknya pulang tidak kerja,” katanya miris.
Syamhudi Arifin mengaku bersyukur dari tahun ke tahun anak didiknya yang diterima kerja semakin meningkat. Hal ini selaras dengan program pendidikan nasional. Dimana sekolah dikatakan sukses bukan lagi seberapa banyak siswa yang didapatkan namun ditekankan seberapa banyak lulusan yang terserap di dunia kerja.
“Kami tidak kejar banyak siswa namun mengejar kerja supaya dapat tempat untuk masa depan. Di SMK PGRI 2 Ponorogo tidak ada istilah sumur golek timbo,” jelasnya. (agus)