Home Headline Wartawan Rajin Coklit di TPS 6 Kedungbanteng…Lho Kok Bisa?

Wartawan Rajin Coklit di TPS 6 Kedungbanteng…Lho Kok Bisa?

0

PONOROGO, (MP) – Ada yang unik dari salah satu nama PPDP (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih) Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo. 

Ketika memperkenalkan diri kepada kepala keluarga yang dicoklit, PPDP ini bukan menyebut nama, melainkan sebuah profesi.

“Perkenalkan nama saya Wartawan, saya petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP),” katanya.

Sontak ketika memperkenalkan namanya yang aneh, kepala keluarga yang dicoklit langsung bertanya. “Wartawan apa pak, Jawa Pos, Majalah Bobo atau wartawan apa,” tanyanya.

Mendapat pertanyaan itu, PPDP ini menjelaskan bahwa namanya memang Wartawan bukan berprofesi sebagai jurnalis atau wartawan.

“Nama saya Wartawan pak, saya bukan wartawan koran tapi memang nama saya Wartawan,” katanya menjelaskan.

Ya, usut punya usut, PPDP yang satu ini memang bernama Wartawan. Hal itu bisa diketahui setelah ia menunjukkan KTP elektronik yang dimilikinya. “Kalau tidak percaya ini eKTP saya, nama saya memang Wartawan kan,” tegasnya.

Benar saja setelah melihat e KTP nya tertulis nama: Wartawan. Kelahiran Ponorogo, 18 Oktober 1970. “Saya belum sempat tanya orang tua saya kenapa diberi nama Wartawan. Yang jelas saya suka baca Koran,” kata Wartawan yang tercatat bekerja sebagai PNS di sebuah SD Negeri Desa Kedungbanteng.

Setelah percaya bahwa namanya memang Wartawan, ganti si PPDP bernama Wartawan ini meminta kepala keluarga untuk menunjukkan e KTP dan KK nya.

“Bapak ini saya PPDP mau melakukan coklit, nyambut eKTP dan KK nya nggeh kagem pendataan,” pintanya sembari menjelaskan bahwa untuk bisa nyoblos syaratnya harus punya KTP el atau surat keterangan pengganti KTP elektronik.

Wartawan yang beralamat di Dukuh Krajan RT 1 RW 2 ini menegaskan, bahwa ia bekerja sesuai dengan petunjuk teknis yang diberikan saat Bimtek oleh PPK yakni harus dengan door to door.

Karena pencocokan dan penelitian data pemilih yang benar adalah mendatangi pemilih dari rumah ke rumah.

“Saya melakukan pendataan kepada warga secara door to door. Apabila penghuni rumah warga yang kami datangi tidak di rumah, maka kami konfirmasi sampai ketemu. Atau berkoordinasi dengan tetangga atau RT setempat sehingga pendataan benar-benar valid,” ungkapnya.

Wartawan bertugas di TPS 6 Desa Kedungbanteng sangat telaten dalam mencocokkan data.

Caranya mendata, dicocokkannya data KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (kartu keluarga) terbaru yang dimiliki warga tersebut dengan daftar pemilih (A.KWK) yang dimilikinya.

Wartawan pun kemudian mengecek kebenaran data yang dimiliki. Ketika dicek sudah cocok, diapun mencentang di kolom keterangan.

”Selain itu, kami juga menanyakan nama-nama yang tercantum di dalam KK. Apakah ada perubahan data atau ada pemilih baru yang seharusnya masuk data, “jelasnya

Wartawan mengatakan, meski terkendala hujan dan sering bolak balik karena tidak ketemu penghuni rumah namun tetap semangat bekerja. Ini semua dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab dan pengabdian kepada negara.

“Saya senang jadi PPDP. Selain tugas saya dapat berperan dalam mensukseskan pilgub dengan menyajikan daftar pemilih yang berkualitas,” pungkas Wartawan.

Bersamaan dengan hari pers nasional 9 Februari 2018, Wartawan berharap para Jurnalis bisa menjadi corong bagi rakyat dengan menyajikan berita yang benar dan valid sehingga bisa mencerdaskan masyarakat. (agus)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here