Home Headline Regrouping SD Dilakukan, Karena Dinilai Tidak Efektif

Regrouping SD Dilakukan, Karena Dinilai Tidak Efektif

0

PONOROGO (MP) – Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui SKPD Dinas Pendidikan, dalam waktu dekat berencana untuk menggabungkan (merger) atau yang lebih dikenal dengan nama Regroupingbeberapa Sekolah Dasar (SD) di daerah yang mengalami kekurangan murid. Langkah itu dilakukan karena ada beberapa sekolah yang dinilai tidak efektif untuk waktu kedepan. Regrouping/ penggabungan beberapa SD dilakukan karena adanya himbauan dari pemerintah melalui Mendagri yang telah mengeluarkan surat Nomor: 421.2/2501/Bangda/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan (Regrouping) Sekolah Dasar, yang mana tujuan penggabungan tersebut adalah untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga guru, peningkatan mutu, efisiensi biaya bagi perawatan gedung sekolah.

Regrouping/ penggabungan beberapa SD tersebut dilakukan sebagai Implementasi Kepmendiknas Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, dalam ayat 1 pasal 23 dinyatakan bahwa pengintegrasian sekolah merupakan peleburan atau penggabungan dua atau lebih sekolah sejenis menjadi satu sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 36 tahun 2014 dalam ayat 2 butir b pasal 3 dinyatakan bahwa penggabungan/regrouping 2 (dua) atau lebih satuan pendidikan menjadi 1 (satu) satuan pendidikan baru.

Kepala dinas pendidikan Kabupaten Ponorogo Dra. Hj. Tutut Erlina, M.Pd. mengungkapkan, regrouping dipastikan akan dilaksanakan, namun untuk kepastian masih menunggu waktu yang belum jelas dan perlu  proses. “Dalam waktu dekat regrouping masih belum. Tapi kedepannya bila tahun depan tidak ada reekrutmen guru PNS, sedang tiap tahun banyak guru yang pensiun, tentu tenaga guru sangat kurang,” ujar Tutut Jum’at (22/09).

Dikatakan, regrouping akan dilakukan dimana di sekolah tersebut gurunya sangat kurang, kemudian jumlah murid juga kurang. Namun demikian, seandainya guru kurang dan murid juga sedikit di desa tersebut hanya ada satu sekolah itu juga masih harus diefektifkan. Apalagi didekat nya jauh dari sekolah. “Kalau misalkan didesa tersebut Cuma ada satu sekolah, kemudian akan ditutup, mereka akan sekolah dimana,” pungkasnya. (mny)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here