PONOROGO – Kompleks Masjid Jami’ Kauman Kota Lama Pasar Pon Jalan Parang Centung Kelurahan Patihan Wetan Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo menjadi tempat pelaksanaan Deklarasi Bakal Calon Bupati Ponorogo 2020 Ipong Muchlissoni dan Bakal calon Wakil Bupati Ponorogo Bambang Tri wahono, Kamis (03/09/2020).
Masjid Jami’ Kota Lama kita pilih sebagai tempat pelaksanaan deklarasi Parpol pengusung di Pilkada 2020, karena untuk mengenang kenangan waktu kecil Saya, sekaligus sejarah, karena masjid Jami’ Kauman Kota Lama ini adalah salah satu masjid tertua di Jawa Timur.
Hal itu diungkapkan Ipong Muchlissoni (Petahana) pada deklarasi Pilkada serentak Desember 2020, bersama 6 partai politik besar yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Ipong menyebut, Masjid Jam’i Kota Lama ini lebih tua dari Masjid Tegalsari, Masjid Jam’i Kauman Kota Lama di bangun pada jaman Bupati Ponorogo ke 3, setelah Raden Batoro Katong.
Mengapa disebut kota lama, karena dahulu Keprabon dari Ponorogo ada disekitar sini, tepatnya sekarang dinamakan Kelurahan Kadipaten jadi bukan
di Setono.
“Kalau Setono itu tempat di makamkan para bupati saat itu. Dan ini bukti peninggalannya yakni pembangunan Masjid Jami’ Kota Lama salah satunya, dulu namanya masjid Agung, kemudian dinamakan Masjid Jami’,” katanya.
Mengapa Saya memilih deklarasi ditempat Komplek Masjid Jami’ ini, bukan di aloon-aloon, bukan di Bantarangin atau ditempat-tempat yang dimiliki Pemerintah Ponorogo?
Memang sengaja kita tidak tempatkan di sana. “Karena saya takut di buly. Karena tidak berbuat apa apa saja, yang namanya buly an fitnah begitu besar,” tuturnya.
Dikatakan, Saya ingin menjual apa yang saya kerjakan, pada tahun 2015 lalu ketika saya menjadi penantang pak Amin dan waktu itu juga ada pak Giri dan Prof. Misranto, sama sekali saya tidak menyinggung tentang pribadi pak Amin, pak Giri, pak Misranto,
“Saya waktu itu konsisten kemana mana keliling seluruh desa menjual 1 slogan “emoh ngapusi emoh korupsi, bali kampung mbangun desa” progam andalan 300 juta per desa per tahun. Itu saja tiap hari terus menerus saya jual saya sampaikan kepada seluruh masyarakat Ponorogo, saya tidak pernah berbicara sedikitpun tentang pribadi pribadi lawan politik saya,” terang Ipong.
Harapan Saya sesungguhnya demikian, pilkada yang benar, pilkada yang sehat, janganlah hari-hari masyarakat Ponorogo dicekok i dengan informasi tidak sehat.
Sampai satu hari dilaporkan kepada ketua PWNU Jawa Timur KH, Marjuki Mustamar, dikatakan disana bahwa yang namanya Ipong Muchlissoni bukan orang NU, yang nama nya ipong itu islamnya baru saja, bahwa ipong itu orang abangan, Masyaallah….!
“Yang bertekad meng umrohkan ribuan orang setiap tahun ke Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, miliar rupiah setiap tahun kita keluarkan, untuk membantu gruop-gruop qasidah, hadrah, sholawatan baik berupa peralatan sragam, adanya insentif guru diniyah dan lain sebagainya dalam rangka berbangsa dan bermasyarakat. Ini adalah salah satu program dari Pemerintahan saya kemarin,” pungkasnya. (mny)