KOTA, Media Ponorogo – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo semakin mantap melangkah menjadi “The World Madrasah”.
Buktinya, madrasah yang dinahkodai Drs. Tarib, M.Pd.I ini baru saja sukses menggelar program Edutrip ke tiga negara: Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Program ini diikuti 30 siswa dari kelas International Class Program (ICP), yang dirancang khusus bagi siswa bercita-cita meraih wawasan global dan melanjutkan studi ke luar negeri.
“Program ICP ini tepat sasaran, karena menyiapkan siswa untuk berwawasan internasional dan melanjutkan studi di luar negeri,” jelas Drs. Tarib, M.Pd.I.
Edutrip yang berlangsung selama 8 hari, dari tanggal 22 hingga 29 April 2025, ini difasilitasi oleh agen travel Duta Putri Perkasa Malang, yang dimiliki Ibu Aluh Ratnakusumadewi.
Para siswa didampingi langsung oleh kepala madrasah dan ketua program. “Pemilihan tiga negara tersebut didasarkan atas kedekatan geografis dan hubungan baik antar negara,” ungkapnya.
Rangkaian kegiatan edutrip sangat padat dan memberikan pengalaman berharga bagi para siswa.
Mereka mengunjungi berbagai kampus dan sekolah ternama, diantaranya: Muhammadiyah Islamic College (MIC) Singapura, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), International Islamic University Malaysia (IIUM), Sekolah Menengah Sains Alamshah (ASiS) Kuala Lumpur, Samakeesat Wittaya School Hat Yai Thailand, Konsulat Jenderal Republik Indonesia Songkla, dan Prince of Songkla University Hat Yai.
Selain kunjungan kampus, para siswa juga diajak menjelajahi berbagai destinasi wisata menarik di ketiga negara, termasuk Merlion Park Singapura, Red Square Melaka, Museum Maritim Melaka, KLCC Tower, Jembatan Merah Putra Jaya, China Town Kuala Lumpur, Genting Highland, Batu Caves Selangor, Chang Puak Camp (Taman Gajah) Hat Yai, Floating Market Songkla, dan Pantai Samila Songkla. Mereka juga merasakan pengalaman naik kereta rel listrik (KRL) di Malaysia.
Melalui Edutrip ini menjadi peluang emas untuk siswa dan madrasah menjalin kerjasama dan networking.
MAN 2 Ponorogo memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan Festival Pesantren Internasional yang akan digelar tahun depan.
“Kami mengajak kampus-kampus di tiga negara tersebut untuk berpartisipasi sebagai peserta atau penyelenggara pameran pendidikan,” ungkapnya.
Lebih lanjut lagi, kunjungan ini juga membuka peluang student exchange atau pertukaran pelajar.
“Alhamdulillah, banyak yang tertarik, baik siswa kita ke Malaysia maupun sebaliknya, untuk pertukaran budaya dan ilmu pengetahuan,” ungkap Drs. Tarib.
Keberhasilan edutrip ini juga mendorong minat siswa untuk melanjutkan studi di luar negeri, terlebih karena adanya potensi beasiswa.
“Jika kompetensi terpenuhi, mereka akan diarahkan dan mendapatkan bantuan beasiswa,” tambahnya.
Drs. Tarib menegaskan bahwa program “The World Madrasah” tidak hanya diperuntukkan bagi siswa ICP saja.
Enam program kelas yang ada di MAN 2 Ponorogo lainnya, yaitu KBC (Kelompok Belajar Cerdas Istimewa), Bimpres (Bimbingan Prestasi), Program Unggulan, Program Tahfidz, Program Mahad, dan Program Kesiapan Kedinasan, juga akan mendapatkan kesempatan serupa untuk studi ke luar negeri.
Suksesnya Edutrip ini juga menjadi bukti nyata transformasi MAN 2 Ponorogo dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ke Manajemen Berbasis Sosial Masyarakat.
“Kami menyediakan program sesuai minat dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum tidak lagi top-down, tetapi bottom-up, lahir dari masyarakat dan dikelola madrasah,” ungkapnya.
Setelah sukses memberangkatkan 24 siswa ke Malaysia pada tahap pertama, dan kini 30 siswa ke tiga negara, MAN 2 Ponorogo menargetkan Australia sebagai destinasi edutrip berikutnya.
“Tujuan utama adalah menciptakan generasi muda yang berwawasan global, tidak hanya memahami pendidikan dalam negeri, tetapi juga luar negeri,” pungkas Drs. Tarib. (mas)