Home Daerah Desa Bringinan, Inovasi Perdes Pelestarian Lingkungan dan Peningkatan Wisata Desa

Desa Bringinan, Inovasi Perdes Pelestarian Lingkungan dan Peningkatan Wisata Desa

0

BRINGINAN, JAMBON, Media Ponorogo ā€“ Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, terus menunjukkan kemajuan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Barno.

Inovasi terbaru yang dilakukan adalah pelestarian hewan bulus (sejenis kura-kura air tawar) dengan cara melepas anak-anak bulus di kolam alami Belik Pendem, yang terletak di samping destinasi wisata Taman Desa Sindu Leksono Garden Bringinan.

Perdes Pelestarian Lingkungan, upaya nyata konservasi alam selain melindungi pohon juga pelestarian hewan bulus, dengan anggaran 40 juta, dibuatkan kolam ukuran 40 meter untuk melepas anak-anak bulus.

Barno mengatakan, mulai tahun 2025, Desa Bringinan akan menerapkan Peraturan Desa (Perdes) Pelestarian Lingkungan sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

“Dalam Perdes ini, beberapa jenis pohon dilindungi, serta langkah konkret diambil untuk melestarikan hewan langka seperti bulus,” tutur Barno Jum’at (17/1/2025).

Menurut Barno, keberadaan bulus di sungai desa semakin langka dibandingkan dengan masa kecilnya, di mana hewan ini masih mudah ditemukan.

Oleh karena itu, pemerintah desa berinisiatif mengembangkan kembali populasinya agar kelak bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

“Kami ingin populasi bulus bisa berkembang biak. Ke depan, biar anak cucu yang melanjutkan upaya pelestarian ini. Kami mulai dari langkah kecil dengan melepas bulus di kolam,” ujar Barno.

Barno menambahkan, upaya pelestarian bulus ini dilakukan dengan memanfaatkan Belik Pendem, yang sebelumnya hanya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah.

Dahulu, area ini merupakan sumber air bagi warga untuk mandi dan mencuci, terutama saat musim hujan. Dengan inovasi ini, tempat tersebut kini difungsikan sebagai kolam konservasi yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata desa.

“Kami melihat ada lahan yang tidak dimanfaatkan. Sebelumnya hanya tempat buang sampah, sekarang kami ubah menjadi kolam dan pusat konservasi bulus,” jelas Barno.

Untuk memulai program ini lanjut Kang Barno, Desa Bringinan mendatangkan 43 ekor anak bulus dari berbagai daerah, yaitu:
30 ekor dari Semarang, 10 ekor dari Jember dan 3 ekor dari Ponorogo Kota.

“Insyaallah akan kita tambah lagi jumlahnya. Semua bulus ini masih berusia sekitar dua bulan dan diharapkan bisa berkembang biak dengan baik di habitat baru mereka,” terangnya.

Pun, peluang wisata edukasi dan ekowisata selain menjaga kelestarian alam, program ini juga berpotensi meningkatkan daya tarik wisata desa. Wisata edukasi tentang konservasi bulus bisa menarik pengunjung, terutama anak-anak dan pelajar yang ingin belajar tentang satwa langka ini. Dengan demikian, selain melestarikan alam, desa juga dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui ekowisata. (mny).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here