Home Headline Ribuan Tokoh NU Istighotsah & Doa Bersama untuk Ponorogo Hebat Bermartabat

Ribuan Tokoh NU Istighotsah & Doa Bersama untuk Ponorogo Hebat Bermartabat

0

KOTA, Media Ponorogo – Ribuan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ponorogo berkumpul dalam sebuah acara Istighotsah dan Doa Bersama untuk Ponorogo Hebat Bermartabat, Sabtu (16/11/2024).

Acara yang dipusatkan di Gedung Kesenian Ponorogo ini dihadiri oleh H. Sugiri Sancoko dan Lisdyarita.

Ribuan tokoh nahdliyin, termasuk para tokoh muslimat, pemuda, pemudi, dan pelajar dari berbagai tingkat se Kabupaten Ponorogo memenuhi tribun hingga halaman utama gedung.

Mereka kompak mengenakan baju putih, bawahan hitam, dan jilbab hijau. Suasana khidmat menyelimuti Gedung Kesenian.

Para tokoh kyai sepuh nahdliyin, seperti KH Sholihan, KH Makruf, Kyai Bajuri, dan Kyai Sunartib, Mbah Suyono, turut hadir dalam acara ini. Tokoh muslimat seperti Aning dan Tufi juga terlihat di antara para jamaah.

Dalam kesempatan tersebut, Sugiri Sancoko, yang akrab disapa Kang Giri, dengan rendah hati menghaturkan sungkem kepada para tokoh nahdliyin.

“Pertama sungkem, nyuwun pangapunten selama ditunjuk bupati belum mampu memuaskan warga nadhiyin. Siap salah. Pendeknya waktu membuat sesuatu atau yang diinginkan dicapai secepat kilat tenyata belum semua bisa selesai,” ungkap Kang Giri.

Kang Giri, yang didampingi Bunda Rita, menjelaskan bahwa meskipun masa jabatannya baru berjalan 3,5 tahun, semua program yang dijalankan telah berdasarkan aspirasi warga NU dan Muhammadiyah.

“Meski belum memuaskan, tapi yang kami lakukan baik-baik itu tidak satupun yang tidak kami dirundingkan dengan Mbah Rois. Apa yang dilakukan selalu berdasarkan petunjuk Mbah rois,” tegasnya.

Kang Giri juga mengungkapkan bahwa pencalonannya untuk melanjutkan dua periode ini didasarkan pada dawuh kyai NU.

“Saya didawuhi Mbah Rois nyalon kembali, kami berdua hanya siap patuh pada romo kyai semoga Ponorogo lebih baik,” ujarnya.

Kang Giri menekankan bahwa kemajuan yang dicapai selama kepemimpinannya bukan semata-mata hasil kerja kerasnya sendiri.

“Bukan karena saya tapi karena warga NU dan Muhammadiyah yang rukun membuat Ponorogo rodok sae. Saya hanya dirigen kecil yang membawa Ponorogo agak lumayan karena kerjasama gotong royong baik fatayat, muslimat dan romo kyai NU semua berjasa untuk Ponorogo,” paparnya.

Dalam acara yang penuh makna ini, Fatchul Aziz, salah satu tokoh NU Ponorogo yang kini menjabat di PWNU Jatim, membacakan tiga pantun penuh makna untuk Kang Giri dan Bunda Rita.

“Tanduran tomat disambel karo teri rasane enak. Ayo dulur kompak & semangat. Doakan Kang Giri tetap bersama rakyat,” demikian pantun pertama yang dibacakan Fatchul Aziz.

“Menyang Ngumbul secepat kilat Madiun Surabaya rasane dekat. Pak Giri ngalor, ngetan, ngukon, ngidul nebar manfaat & maslahat. Bangun Ponorogo ben semakin hebat,” lanjut Fatchul Aziz dalam pantun keduanya.

“Noto boto wes podo wes nglakoni. Kringeten kembloh koyo bayu mili. Sak bare doa terus ditandangi. Mugi gustu Allah rido lan ngijabahi,” bunyi pantun terakhir yang dibacakan Fatchul Aziz.

Istighotsah dan Doa Bersama ini menjadi momentum penting bagi Kang Giri dan Bunda Rita yang mendapat dukungan dan doa dari para tokoh NU dalam melanjutkan kepemimpinan mereka.

Acara ini juga menunjukkan bahwa Kang Giri dan Bunda Rita sangat menghargai peran dan dukungan dari warga NU dan Muhammadiyah dalam membangun Ponorogo. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here