PONOROGO, Media Ponorogo – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Fraksi Golkar Dapil IX Komisi D, Hj. Atika Banowati, SH, mengadakan acara Sosialisasi dengan tema “Ekonomi Kreatif Berbasis Pertanian” yang berlangsung di Hotel Mahesa, Jalan Ahmad Dahlan 82 A, Kota Ponorogo, Senin (11/11/2024).
Acara ini bertujuan untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif berbasis pertanian sebagai salah satu solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hadir pada acara sosialisasi tersebut Hj. Atika Banowati Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, peserta dari berbagai lapisan masyarakat, kelompok tani, kelompok tani perempuan.
Dalam sosialisasi tersebut, hadir dua narasumber berkompeten, yakni M. Tunggul Swastiko, SP., MP., seorang ahli dalam bidang pertanian, dan Hj. Atika Banowati, SH., yang secara aktif berperan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya, yaitu dapil IX (Ponorogo , Trenggalek, Pacitan, Magetan , Ngawi) Jawa Timur.
Kedua narasumber ini memberikan pandangan komprehensif mengenai potensi sektor pertanian di Ponorogo, khususnya melalui pendekatan kreatif. Mengapa Ekonomi Kreatif Berbasis Pertanian?
Tema ini dipilih karena sektor pertanian di Ponorogo memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan sentuhan kreativitas, hasil pertanian dapat menjadi produk bernilai tambah yang diminati pasar.
Selain itu, pendekatan ekonomi kreatif juga memungkinkan para petani dan pelaku usaha lokal untuk menghadapi tantangan ekonomi dengan cara yang lebih inovatif dan adaptif.
“Apa yang dikehendaki masyarakat, ini akan lebih mendekatkan diri saya dengan mereka. Kita sampaikan inovasi-inovasi yang terjadi pada saat ini. Maka kita ambil tema Ekonomi Kreatif berbasis Pertanian,” tutur Hj. Atika Banowati kepada awak media.
Dia juga mengatakan dengan kegiatan ini, para petani di Ponorogo ini tidak hanya bertani secara monoton tapi mau berenovasi.
“Yang lebih penting lagi, kita ingin menarik para pemuda di Ponorogo mau bertani. Bertani secara moderen, hasil pertanian tidak hanya dijual langsung, namun bisa dibuat lebih inovatif,” jelasnya.
Pun, Hj. Atika juga mencotohkan petani Porang yang sekarang sedang ramai dan diolah menjadi makanan. “Sekarang ini petani Porang, sudah banyak yang mengolah porang menjadi makanan sehari-hari, bisa dikonsumsi menjadi makanan sehat bagi usia diatas 50 tahun. Beras Porang ini sekarang laku keras dipasaran,” terangnya.
Berharap, masyarakat Ponorogo lebih bersemangat lagi bagi petani untuk berani berinovasi. Tidak hanya bertani padi, tapi bisa mencoba tanaman lain misal, melon, Porang dan lainnya.
Selain itu dengan sosialisasi ini, masyarakat dapat terinspirasi untuk memaksimalkan potensi pertanian di daerahnya. Selain itu, ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebijakan yang mendukung ekonomi kreatif berbasis pertanian di Jawa Timur, khususnya di wilayah dapil IX.
Sementara M. Tunggul Swastiko, SP., MP., menjelaskan bagaimana optimalisasi sumber daya pertanian di Ponorogo dapat dilakukan dengan inovasi produk dan pemasaran.
Dalam paparannya, dia menjelaskan apa itu ekonomi kreatif yakni suatu kegiatan ekonomi yang di dasarkan pada kreativitas, ketrampilan dan bakat individu, dimana input utamanya adalah gagasan untuk menciptakan inovasi-inovasi, data kreasi, dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.
“Disektor pertanian, kegiatan yang dapat digolongkan sebagai kegiatan ekonomi kreatif akan lebih bermanfaat dan operasional bila yang dilakukan adalah menyenaraikan berbagai jenis kegiatan pertanian,” terangnya.
Pada penghujung acara, Sekmen tanya jawab dengan peserta kegiatan sosialisasi. (mny).