KOTA, Media Ponorogo – SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (SMA Muhipo) punya komitmen tinggi dalam menanamkan semangat nasionalisme, menumbuhkan cinta bahasa dan ketrampilan berliterasi di kalangan siswa.
Terbukti, SMA yang dinakhodai Sugeng Riadi, M.Pd ini menyelenggarakan upacara peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa dengan mengusung tema Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa, Senin 28 Oktober 2024.
Menariknya, upacara ini diwarnai dengan hadirnya Ibu/Bapak guru dan seluruh siswa SMA Muhipo yang mengenakan busana adat nusantara.
Keberagaman adat istiadat yang terwakili dalam busana yang dikenakan menunjukkan betapa kaya dan indah budaya Indonesia.
Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya menghormati dan melestarikan keberagaman budaya bangsa.
Semangat persatuan yang digelorakan pemuda semakin membara dengan dibacakannya Hasil Kongres Sumpah Pemuda tahun 1928.
Suara lantang siswa SMA Muhipo menguatkan semangat persatuan yang telah diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada zaman itu.
Pun, lagu Bangun Pemudi-Pemuda dan Satu Nusa Satu Bangsa yang dinyanyikan bersama menggiatkan semangat nasionalisme dan patriotisme di hati setiap peserta upacara.
Menariknya lagi, usai upacara ditampilkan pula 18 Pohon Literasi hasil karya perwakilan setiap kelas yang menjadi sorotan tersendiri dalam peringatan bulan bahasa.
Pesan Menyentuh dari Kepala Sekolah
Sugeng Riadi, M.Pd, Kepala SMA Muhipo, dalam amanatnya menekankan pentingnya meneladani semangat persatuan para pemuda pelopor Sumpah Pemuda.
Pasalnya, pada tahun 1928 para pemuda Indonesia yang hebat dan luar biasa memproklamirkan persatuan nusantara.
Menurutnya, Indonesia atau nusantara ini terdiri dari berbagai suku adat bahasa dan lain sebagainya.
Seperti yang saat ini ditampilkan Ibu/Bapak guru dan siswa dengan memakai pakaian adat nusantara.
“Inilah gambaran dari nusantara kita, bermacam-macam tapi oleh pemuda Indonesia disatukan dengan hasil Kongres Pemuda,” tegasnya.
Sugeng juga mengingatkan bahwa para pemuda pada tahun 1928 berhasil menyatukan berbagai bahasa di Indonesia menjadi satu bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Dia mencontohkan, dari Aceh sampai Papua, Indonesia punya sekian banyak bahasa. Kalau menggunakan bahasa daerah masing-masing saat berkomunikasi tentu tidak akan saling memahami karena perbedaan bahasa daerah yang digunakan berkomunikasi.
“Untuk itu hari ini dibuka lomba Bulan Bahasa dan Sastra karena salah satu ikrarnya adalah menyatukan bahasa yang begitu banyak yaitu dengan bahasa Indonesia,” ujarnya.
Sugeng menilai apa yang dilakukan oleh para pemuda pada masa itu sungguh luar biasa.
Maka, ia mendorong siswa-siswi sebagai generasi Z untuk meniru langkah para pemuda yang sudah berpikir luar biasa pada saat itu.
Menjadi Generasi Emas Pemimpin Masa Depan
Sugeng Riadi juga mengajak para siswa SMA Muhipo untuk menyiapkan diri sebagai generasi emas di tahun 2045 yang memiliki berwawasan luas dan mampu memperjuangkan nasib bangsa di masa depan.
“Kalian adalah generasi Z yang diidam-idamkan menjadi pemimpin bangsa di tahun 2045. Jadilah generasi emas yang berani, berintegritas, dan berkarya untuk kemajuan bangsa,” pesannya.
Ia menekankan pentingnya menghindari sikap lemah dan cemas serta menumbuhkan semangat juang untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
“Jangan menjadi generasi lemas atau generasi cemas tapi jadilah generasi emas. Kita nantikan 2045 ananda sekalian ini yang akan memimpin bangsa. Nasib bangsa ini berada di tangan ananda sekalian,” tegasnya.
Unik dan Menarik, Lomba Bulan Bahasa
Sementara itu, Dra. Dian Aksanti, M.Pd. Ketua Panitia BBS menjelaskan, selain upacara peringatan Sumpah Pemuda, SMA Muhipo juga menyelenggarakan Lomba Bulan Bahasa dan Sastra yang meriah.
Lomba ini dibagi menjadi dua kategori, yakni lomba tim dan lomba individu. Lomba tim meliputi Lomba Yel-Yel dan Lomba Pohon Literasi.
Sementara itu, lomba individu mencakup 11 jenis lomba yang menguji keterampilan berbahasa dalam berbagai bahasa. Seperti bahasa Jawa, Indonesia, Inggris, dan Arab.
Adapun Lomba-lomba tersebut adalah, Lomba Membaca Puisi, Lomba Menulis Cerpen, Lomba Mendongeng, Lomba Speech, Lomba Story Telling, dan Lomba News Reading.
Termasuk pula Lomba Pidato Bahasa Arab, Lomba Kaligrafi, Lomba Olimpiade Bahasa Arab, Lomba Nembang Campursari, dan Lomba Stand Up Komedi Bahasa Jawa.
Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra ini diselenggarakan selama dua hari, yakni Senin-Selasa, 28-29 Oktober 2024.
Dian Aksanti menjelaskan bahwa pilihan jenis lomba tersebut merupakan bentuk upaya untuk menumbuhkan minat dan keterampilan berbahasa di kalangan siswa.
Ia berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi para pemuda Indonesia untuk terus bersemangat dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Melalui lomba ini, kami berharap siswa dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,” pungkas Dian Aksanti. (mas)