KOTA, Media Ponorogo – Pilkada Ponorogo 2024 kembali menyajikan pertarungan sengit yang penuh gengsi, layaknya kisah epik perang Bharatayuda di Kuruseta.
Dua tokoh berpengalaman, Sugiri Sancoko, petahana yang tengah berupaya mempertahankan kepemimpinannya 2 periode, dan Ipong Muchlissoni, mantan Bupati yang berambisi merebut kembali tahta kursi bupati, kembali berhadapan.
Duel ini bukan sekadar pertarungan politik biasa, tetapi juga pertempuran melawan rekam jejak dan karma masing-masing.
Sugiri dan Ipong: Dua Tokoh, Dua Rekam Jejak
Sugiri, yang memimpin Ponorogo hanya dalam waktu 3,5 tahun berjalan memiliki jejak kepemimpinan yang dapat dinilai oleh masyarakat pada masa pandemi Covid-19 selama tahun 2021-2024 berjalan.
Ipong, yang pernah memimpin Ponorogo selama 5 tahun penuh periode 2015-2021, juga membawa jejak rekamnya sendiri.
Keduanya memiliki pengalaman memimpin Ponorogo, namun juga memiliki catatan masa lalu yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat.
Perang Melawan Karma Sendiri
Seperti dalam kisah Bharatayuda, di mana Pandawa dan Kurawa bertempur hingga gugur akibat kutukan dan karma mereka sendiri, Pilkada Ponorogo kali ini terasa serupa.
Sugiri dan Ipong, yang sama-sama pernah memimpin Ponorogo, kini berhadapan dengan rekam jejak, rekam moral, dan rekam digital mereka sendiri.
Masyarakat Ponorogo akan menjadi penilai, apakah rekam jejak keduanya layak untuk kembali memimpin daerah mereka.
Dukungan Partai dan Nomor Urut
Dalam perebutan kursi Bupati, Sugiri Sancoko mendapat dukungan dari mayoritas partai politik, termasuk PDIP, PKB, PKS, PPP, Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PSI, Hanura, Perindo, dan Gelora.
Sedangkan Ipong Muchlissoni didukung oleh Partai Nasdem, PAN, dan PBB.
Pada pengundian nomor urut yang menandai dimulainya masa kampanye, Sugiri Sancoko mendapatkan nomor urut 2, sementara Ipong Muchlissoni mendapatkan nomor urut 1.
Sugiri menyatakan bahwa pilkada ini adalah “fastabiqul khairat,” mencari kebaikan dan keteduhan bagi Ponorogo.
Ia juga menekankan bahwa rakyat dapat menilai rekam jejaknya selama memimpin.
“Pilkada adalah perkara keberlangsungan Ponorogo yang lebih bermanfaat. Saya bukan orang baru memimpin Ponorogo, demikian juga Pak Ipong. Kita seperti hidup ikan di aquarium, rakyat bisa melihat rekam jejak, rekam moral, rekam digital, rekam pembangunan,” kata Sugiri.
Sugiri pun meminta agar menghadapi pilkada jangan bapper, yang diinginkan pemilu bisa happy.
Karena dalam pesta demokrasi rakyatlah yang harus memang.
“Saya diberi Allah nomor dua artinya menjebol mitologi harus mampu dua periode,” tegasnya.
Ipong, di sisi lain, bersyukur mendapatkan nomor urut 1 dan menekankan pentingnya demokrasi yang bermartabat.
“Semua paslon adalah orang terbaik, terserah rakyat yang memilih. Jika yang dipilih no 1 bukan berarti no 2 tidak baik, melainkan masyarakat lebih percaya pada no1 dan dinilai lebih baik,” ucapnya.
Babak Baru Pilkada Ponorogo
Pilkada Ponorogo 2024 memasuki babak baru dengan pengundian nomor urut.
KPU Ponorogo telah menetapkan nomor urut untuk kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati.
Sugiri Sancoko dan Lisdyarita mendapat nomor urut 2, sementara Ipong Muchlissoni dan Segoro Luhur Kusumo Daru mendapat nomor urut 1.
Pilkada Ponorogo 2024 menjadi pertarungan sengit antara Sugiri Sancoko dan Ipong Muchlissoni.
Duel ini diwarnai dengan persaingan rekam jejak, dukungan partai, dan filosofi karma. Masyarakat Ponorogo akan menjadi penentu dalam menentukan siapa yang layak memimpin daerah mereka. (ist/mas)