YOGYAKARTA, Media Ponorogo – SMK PGRI 2 Ponorogo mempunyai perhatian dan kepedulian yang luar biasa kepada anak yatim piatu.
Terbukti, SMK yang dinahkodai Syamhudi Arifin, SE, MM ini kembali menggelar program tahunan “Sterida Dolan Bareng Anak Yatim Piatu” di Yogyakarta, Kamis (19/9/2024).
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 225 anak yatim piatu dari Kabupaten Ponorogo, Magetan, dan Madiun mendapat santunan dan diajak berwisata edukasi ke Yogyakarta.
Bahkan, sebanyak delapan bus Alvaro Satya Trans diterjunkan penuh berisi tawa dan keceriaan anak-anak yatim piatu didampingi kerabatnya mengaspal menuju Kota Gudeg.
Mereka disambut dengan hangat oleh keluarga besar SMK PGRI 2 Ponorogo, yang telah menyiapkan rangkaian kegiatan penuh makna.
Dimulai dengan pemberian santunan di Ramayana Hall, suasana haru bercampur bahagia menyelimuti ruangan.
Tantowi Muid, guru agama SMK PGRI 2 Ponorogo, membawakan mauidhoh hasanah tentang keutamaan anak yatim, mengingatkan akan kewajiban untuk mencintai dan menyayangi mereka.
Tak hanya santunan, anak-anak yatim juga diajak menjelajahi Yogyakarta. Mereka diajak merasakan keseruan di Soraloka Interactive Zoo, tempat mereka dapat berinteraksi langsung dengan berbagai satwa.
Puncaknya, mereka diajak berkeliling di Malioboro, ikon wisata Yogyakarta, merasakan keramaian dan menikmati kuliner khas kota ini.
Edy Priyono, S.Pd, Wakasek Kesiswaan SMK PGRI 2 Ponorogo, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan program tahunan Sterida.
Tujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menumbuhkan rasa cinta sesama.
“Selain memberi santunan, kegiatan ini juga sebagai upaya membangun semangat, motivasi, dan dukungan pada anak yatim,” ungkapnya.
Edy juga memaparkan bahwa SMK PGRI 2 Ponorogo dan SMK YKP tahun ini mendapatkan anugerah siswa baru yang melimpah.
“Alhamdulillah, banyaknya siswa baru Sterida ini atas berkat doa panjenengan sedoyo masyarakat Ponorogo sekitar. Utamanya anak yatim piatu,” ungkapnya.
Ia berharap, kepedulian SMK PGRI 2 Ponorogo kepada anak yatim ini membawa keberkahan. “Sehingga mudah-mudahan pada PPDB tahun ajaran 2025/2026 yang akan datang terus bertambah lagi,” doanya.
Apalagi di SMK PGRI 2 Ponorogo memiliki program jalur tidak mampu (JTM) yang memberikan kesempatan bagi dhuafa atau anak yatim untuk mendapatkan pendidikan bermutu dengan biaya yang lebih ringan.
“Jadi bayarnya hanya 50 atau 25 persen saja. Sehingga dapat meringankan beban orang tua yang menyekolahkan di Sterida. Tentu dengan catatan syarat tertentu,” tandasnya.
Tantowi Muid, S.Ag, dalam mauidhoh hasanah-nya, mengapresiasi kegiatan dolan dan santunan anak yatim ini.
“Rasul menyampaikan, besuk itu saya bersama orang yang memelihara anak yatim sebagaimana telunjuk dan jari tengah. Jadi dekat sekali jejer bersama rasul,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa santunan tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu, tetapi bisa dilakukan setiap waktu. “Mengusap rambut anak yatim itu mendapatkan ratusan keberkahan,” ujarnya.
Tantowi menegaskan bahwa kegiatan dolan ini merupakan salah satu bentuk memperlakukan dengan baik anak yatim.
“Sebab, sebaik-baik rumah itu yang ada anak yatim serta diperlakukan dengan baik. Dan sejelek rumah adalah yang ada anak yatim namun disia-siakan. Jangan sampai tersakiti. Karena doa anak yatim itu mustajabah,” pungkasnya. (mas)