KAUMAN, Media Ponorogo – Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengapresiasi H. Amin, SH, MH Ketua Bantarangin Coop.
Bupati Ponorogo periode 2010-2015 itu dinilai punya komitmen tinggi dalam merintis pembangunan petilasan kerajaan Bantarangin.
Kang Bupati menyebut, adanya kegiatan Grebeg Tutup Suro di Monumen Bantarangin sudah ada sejak mantan Bupati Ponorogo, Amin menjabat. Kegiatan ini menjadi acara penutup saat bulan Suro atau Muharram.
Kini agenda masyarakat kulon kali itu semakin moncer dengan kegiatan Grebeg Tutup Suro Bantarangin yang dipusatkan di seputaran Monumen Bantarangin.
Bahkan, pada malam spekatakuler dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Emil Elistianto Dardak yang didampingi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Mas Emil menyapa masyarakat dan mengapresiasi warga kulon kali yang antusias dalam menguri-uri warisan budaya.
“Apresiasi saya sampaikan kepada Bupati Ponorogo senior periode 2010/2015, Ketua Yayasa Bantarangin yang terus komitmen menjaga warisan budaya. Luar biasa,” ungkapnya.
Apresiasi juga disampaikan Kang Bupati Sugiri kepada Bupati seniornya yang hadir mengikuti rangkaian kirab budaya.
Bahkan keduanya sempat mengikuti prosesi penyerahan pusaka kepada pemeran Klonosewando di Panggung Bantarangin.
“Matur suwun Kang Mas Bupati Amin periode 2010/2015. Semoga diparingi sehat dan panjang yuswo,” ujarnya.
Pun, setiap tahun H Amin SH yang kini menjadi ketua Bantarangin Coop terus berperan aktif dalam mensukseskan agenda Grebeg Tutup Bulan Suro Bantarangin.
Sejak digelar pertama kali hingga sekarang, KUD yang berpusat di Somoroto ini tidak pernah absen memberikan kontribusinya.
“Selain menguri-uri budaya, kegiatan ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” tandasnya.
Hal ini sebagai bentuk kepedulian untuk menguri-uri petilasan kerajaan bantarangin sebagai cikal bakal cerita reyog Ponorogo.
“Peran Bantarangin Bantarangin sesuai kemampuannya mensukseskan Grebeg Tutup Suro Bantarangin,” ungkap H. Amin, SH, MH.
Pun, pemilihan nama koperasi Bantarangin yang dipimpinnya bukan tanpa alasan. Yakni, sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan petilasan kerajaan Bantarangin.
Maka sejak tanggal 11 September 1996, KUD Kauman 1 berubah nama menjadi KUD Bantarangin.
“Bantarangin Coop terletak di wilayah Kauman dan berdekatan dengan kerajaan Bantarangin. Maka pada waktu itu KUD Kauman 1 diubah menjadi KUD Bantarangin.
Ini sekaligus sebagai upaya mempromosikan agar petilasan cikal bakal reyog Ponorogo ini terkenal di mayarakat lokal, nasional bahkan internasional,” bebernya.
Nama Bantarangin Coop ini merupakan kepanjangan dari “Bangum Tataraning Ngaurip. Ngudi Idam-Idamaning Nusantara”.
Kepanjangan Idam-idamaning Nuswantoro akronim Bantarangin itu pun sesuai dengan pesatnya kemajuan Bantarangin Coop.
Sebab, saat ini Bantarangin Coop sudah berbadan hukum tingkat provinsi. Sehingga bisa melayani masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur. “Wilayah kerjanya satu provinsi,” ungkapnya.
Bantarangin Coop juga melebarkan sayapnya. Yakni dengan membuka cabang di Ngawi dan Magetan. “Bahkan, di Magetan ada 4 tempat. Mulai Parang, Panekan, Gorang-gareng sampai Plaosan,” sebutnya.
Selain itu juga membuka usaha minimarket Bantarangin. “Alhamdulillah tiap tahun SHU Bantarangin Coop mengalami peningkatan. Sehingga otomatis anggota Bantarangin Coop semakin sejahtera. Ribuan anggota tiap tahun menerima SHU dalam bentuk uang dan barang,” pungkasnya. (mas)